Monday, March 21, 2011

PURBA SIBORO


by : Walsinur Silalahi
 
Anda mungkin mengetahui bahwa sebagian marga Siboro memakai marga Purba. Dahulukala tersebutlah dua orang kakak-adik dari keturunan Siboro yang bernama Raja langit dan Raja Ursa.Ayah mereka ini bernama
Tentangniaji. Mereka mengadakan perjalanan ke daerah Dairi. Setelah sampai diTungtungbatu, maka Raja langit menikah dengan seorang wanita yang melahirkan seorang anak dan diberi nama Tungtungbatu. Keturunan Tungtungbatu inilah yang memakai marga Purba didaerah itu.Sedangkan Raja Ursa meneruskan
perjalanannya ke Lehu dan menikah disana dgn seorang wanita yang melahirkan seorang anak yang diberi nama Raja Lehu,keturunannnya juga memakai marga Purba.


Kemudian mereka berdua meninggalkan daerah itu menuju daerah Simalungun.Raja Langit bermukim di di Langgiung Purba dan menikah lagi ditempat ini. Dari wanita yang dinikahinya lahir dua anak yang diberi nama::Raja Parultop (Datu Parulas) dan Tuan Purba.Demikian juga Raja Ursa, tdk mau kalah
dengan saudaranya. Dia pergi menuju Nagasaribu Simalungun dan menikah lagi dan isterinya melahirkan dua anak yang diberi nama:Raja Nagasaribu dan Tuan Binangara. Keturunan anak2nya ini memakai marga Girsang.Klan yang masuk marga ini adalah Girsang Rumaparik,Girsang Parhara dan Girsang Silangit.

Raja Parultop sebelumnya disebut Datu Parulas, tetapi karena pekerjaannya selalu marultop, maka dia dipanggil Raja Parultop.Ultop pada jaman itu dipakai untuk menangkap burung. Alat ini terdiri dari sepotong bambu dan dilengkapi dengan alat yang tajam yang dimasukkan kedalam bambu tsb dan
ditiup untuk meluncurkan alat semacam panah kesasaran tembak. Raja Parultop inipun menikah dan isterinya melahirkan seortang anak yang bernama Suha. Setelah si Suha ini dewasa,dia menikah dan lahir anaknya yang diberi nama Tuan Hinalang.Keturunan Suha ini memakai marga Siboro.

Suatu ketika Raja Parultop melihat seekor burung,dia mengintai burung itu sembari membawa ultopnya.Pada saat-saat dia mulai siap2 meniup ultopnya,burung tsb terbang.Dia ikuti terus kemana burung terbang,dan
berpesan kepada orangtuanya bahwa bila mereka melihat daun2an layu berarti pertanda bahwa dia mengalami kesulitan dalam perjalanannya,dan segera meminta agar menyuruh orang melihatnya.

Burung yang diikutinya sudah sampai ke daerah Sagala. Setelah dia sampai ke huta Sagala,tiba2 dia melihat seseorang tiarap mengintai seekor babi hutan yang lehernya berkalungkan rantai.Dia lalu bertanya,mengapa dia bersembunyi di semak-semak.lalu laki2 itu menjawab:"Tanaman saya habis dimakan babi
hutan yang berkalungkan rantai itu.Tapi saya kesulitan menangkap babi tsb.Lalu Raja parultop menawarkan diri untuk menangkapnya.Kalau kamu kesulitan menangkapnya,maka saya akan bantu saudara menangkapnya. Laki2 itupun senang dan dia berkata:"Bila kamu berhasil menangkap binatang itu
maka saya akan memberikan anak saya untuk dijadikan isteri.Aku memiliki tujuh gadis,dan terserah kamu memilihnya."

Raja parultop dgn laki2 itu mengadakan perjanjian dan sepakat untuk memenuhi perjanjian diantara mereka.
Raja Parultop meminta kepada laki2 itu demikian:"Bila saya meninggal,agar jangan langsung dikubur,tapi bawalah saya ke sopo(semacam tempat peritirahatan).Baiklah ,kata laki2 itu,lalu laki2 itu menunjukkan tempat babi hutan yg merusak tanamannya(aili) kepada raja Parultop.Raja parultop
langsung menggunakan ultopnya ..Tesss..Babi hutan kena bidikannya dan mati.Tiba2 datang semacam burung elang yg berkepala tujuh(lali sipitu ulu) untuk memukul Raja Parultop.Dibidiknya juga lali sipitu ulu(Burung elang yang berkepala tujuh) dan kena..dan mati.tetapi sial baginya,bangkai lali sipitu ulu menimpa tubuhnya dan Raja Parultop ikut tewas.Sesuai dengan janji mereka,Bangkai Raja Parultop dibawa ke sopo.

Dengan kematian raja parultop,maka daun2an atau bunga menjadi layu sebagai tanda pesan Raja parultop ke orangtuanya.Sesuai pesannya,orangtuanya memerintahkan anak raja Parultop yang bernama Suha mencarinya.Suhapun pergi mencari ayahnya dan ditemukan Raja parultop ayahnya telah terbujur
meninggal di sopo.Dengan ilmu yang dimiliki oleh Suha,dia meletakkan semacam pencegah kematian keatas tubuh ayahnya yang dalam bahasa batak disebut:Taoar pangabangabang,Taoar pangubungubung,sipangolu naung mate,siparata naung busuk.Dengan meletakkannya kebuh sang ayah,ahirnya Raja parultop hidup kembali.

Berhubung Raja Parultop hidup kembali,maka laki2 tsb memenuhi janji(padan) yang telah disepakati dan menawarkan agar raja parultop memilih satu dari ketujuh wanita itu sebagai isterinya.

Baiklah kata raja Parultop,sebelum saya menentukan pilihan,saya mau mengundang ketujuh putrinya untuk melewati sebuah sungai.Mereka bertujuh disuruh Raja Parultop menyeberangi sungai yang ada didesa itu.Putri pertama hingga keenam memakai pakaian yang indah dan selalu mengangkat pakaiannya
pada saat menyeberangi sungai agar tdk basah,tetapi putri ketujuh memakai pakaia yg paling jelek diantara mereka membiarkan pakaiannya basah menyeberangi sungai itu.Dia tdk mengangkatnya.Lalu Raja Parultop menentukan bahwa putri yang berpakaian jelek itu saja sebagai isterinya.Karena dialah
yang mengetahui adat dan mengerti kesopanan.Nama Putri itu adalah Asangpagar.Dialah menjadi isteri Raja Parultop yang melahirkan tiga anak baginya.

Si Suha juga menetap tinggal didaerah Sagala dan menikah disana.Isterinya melahirkan satu anak dan dinamai Raja Suha. Demikianlah cerita keturunan Guru Tentangniaji.

No comments:

Post a Comment