Tuesday, August 28, 2012

Keturunan Raja Silou.

Keturunan Raja Silou.

oleh : 
Juandaha Raya Purba
Raja Silou nenek moyangnya turun dari daratan Asia Tenggara (Negeri Melayu-Siam). Mereka mengalami peperangan oleh bangsa Mongol dan mengungsi ke negeri Malaka. Dari Malaka meneruskan perjalanan dengan naik perahu sebagai pengungsi ke Sumatera Timur. Oleh orang-orang dari India mereka disebutkan kaum yang datang dari negeri Purwa (Timur) lalu membuka kampung di sekitar Batubara sekarang ini. Dari Batubara mereka membuka kampung lagi di sekitar Sungai Ular sekarang dan menamai kampungnya Bangun Purba, itulah kampung pertama dari kelompok yang mengaku orang dari Purba ini. Sebutan ini kemudian dipakainya sebagai identitas kelompoknya (jadi bukan keturunan seperti di Toba). Lalu membuka kampung-kampung, maka muncullah kampung Tanjung Purba (daerah asal Purba Tanjung), lalu berkembang lagi kampung Tambak Bawang (daerah asal Purba Tambak), muncul lagi Kampung Tingkos (daaerah asal Purba Sigumonrong), sebagian membuka kampung lagi di daerah Purba Tua (daerah asal marga Purba Tua) dekat Saranpadang, sebagian dari Bangun Purba ini membentuk kampung Silangit (asal marga Purba Silangit).

Pada waktu serangan Singosari (1295) ke Sumatera Timur, Nagur yang dulu beraja di daerah Sumatera Timur memanggil seluruh orang-orang gagah perkasa membela kerajaannya. Meski sudah berjuang mati-matian, ekspedisi Singosari tak bisa dibendung oleh Nagur. Para panglima-panglimanya melarikan diri ke daerah yang aman. Sebagian mencapai pinggiran pantai Laut Tawar (Danau Toba sekarang) ini, keturunan marga Purba dari Tanjung Purba mendirikan kampung di Haranggaol dan bertahan di sana, lalu sampai ke Huta Tano di mana pecah menjadi marga Tondang dan Tambunsaribu.

Sementara keturunan panglima dari Tambak Bawang melarikan diri ke Kerajaan Pagaruyung dan diterima menjadi samando di sana. Beberapa generasi kemudian kembali lagi meninjau kampung halaman di Purba (Timur) dan bertemu dengan saudaranya yang lain. Saudaranya ini menerima mereka, tapi belakangan hari di permulaan abad XV pecah pertikaian sesama saudara kandung. Silou Buntu merasa dirinya layak jadi raja, ditolak oleh Silou Dunia dan Silou Bolag. Akhirnya oleh duli Raja Nagur mereka didamaikan. Kerajaan Silou dibagi dua, sebagian beraja di gunung maka disebut Dolog Silou dari klan Purba Tambak Lombang, sebagian lagi di Rubun (daerah Serdang sekarang) dan selanjutnya berkedudukan di Suha Bolag akibat peperangan dengan saudaranya dari Silou Dunia dan mereka inilah mendirikan Kerajaan Panei dari dinasti Purba Sidasuha (Purba dari Suha Bolag) setelah menang dalam peristiwa "parpaneian" dengan Raja Onggou Sipoldas marga Saragih (keturunan Raja Banua Sobou gelar Tuan Parnabolon) yang kemudian menjadi anakboru Panei turun temurun (dan tondong raja Siantar turun temurun pula).

Akan halnya di abad XVII muncul orang baru dari daerah Pakpak dan diterima oleh Tuan Suha Bolag di kampungnya. Namun pada suatu hari sekitar tahun 1600 Tuan Simalobong Purba Sidasuha yang memerintah daerah itu sebagai bagian dari Kerajaan Panei dikalahkan pula dengan tipu muslihat oleh pemburu dari Pakpak yang mengaku dirinya semarga dengan duli raja Panei marga Purba. Disebutlah dirinya Purba Pakpak (Purba dari Pakpak). Rupanya, adiknya dari Pakpak menyusul abangnya ke Purba namun tersesat di Kerajaan Dolog Silou di daerah kekuasaan Tuan Nagamariah. Mereka ini mengaku marga Purba Girsang (Purba dari Girsang sesuai nama leluhurnya pertama). Pada abad XIX, muncul pula pertikaian sesama saudara di Nagasaribu, tiga orang putera Tuan Nagasaribu melarikan diri dari kampugnnya, dua orang pergi ke Dologsaribu dan seorang ke Dolog Batunanggar. Atas kemurahan hati raja Panei yang memerintah daerah itu, diterima ketiganya di daerahnya, bahkan salah seorang diangkat menjadi kepala kampung (tuan) di Dolog Batunanggar.

Belakangan hari, di tahun 1860 bertikai pula sesama saudara raja Purba, antara Raja Purba dengan Tuan Purbasaribu. Tuan Purbasaribu tidak mau membayar cukai seperti sudah ditentukan oleh raja, maka pecah perang. Tuan Purbasaribu kalah dan melarikan diri ke Panei, di Panei mereka disuruh membuka kampung di hilir Pamatang dan disebut kampung itu Panombeian Panei, mereka kemudian diangkat menjadi partuanon di sana.

Demikianlah dapat direkonstruksi dari berbagai sumber sejarah tentang marga Purba di Simalungun. Jelas sekali bahwa Purba di Simalungun bukan berasal dari Tapanuli, malah orang-orangtua di Simalungun percaya akibat sampar (kolera) banyak marga Purba di Simalungun yang mengungsi sampai ke Bakkara (bakkar= Simalungun artinya bambu yang dibakar) dan berketurunan di sana. Kelak keturunan mereka kembali pulang ke tanah leluhurnya di Simalungun dan diterima di Simalungun sebagai rakyat (paruma). Mereka ini bermarga Purba Manorsa (Purba Sigulangbatu) dari Simamora Nabolak.

Akan halnya marga Purba Siboro menurut kisah berasal dari suku Gayo/Alas di tanah Aceh yang membuka kampung di Siboro Gaung-gaung (Haranggaol) dan sebagian keturunannya menyeberang ke Samosir (Sagala) yang dalam sumpahnya kepada anak nya di Samosir tidak akan mati kalau bukan di tanah Simalungun; maka merantaulah dia dengan gelar Datu Parulas bertanding dengan datu-datu Batak, dan akhirnya wafat di Bukit Kubah (Pardagangan sekarang ini).

Sumber: dari berbagai referensi dan wawancara dari orang-orangtua di Kecamatan Dologsilou, Raya, Silou Kahean, Raya Kahean, Sipispis, Purba, Panei, Siantar dan Sagala.


    • Bangun Saragih Garingging Mantaf.. Teruskan lawei...
      Anggo boi sekalian posting
      Ham sejarah saragih garingging. Diatei tupa...


    • Juandaha Raya Purba Menurut Wikipedia leluhur Orang Thailand berasal dari Yunnan (Cina Selatan) ini sama dengan hipotesa ahli-ahli sejarah tentang Indonesia seperti Kern, Muhammad Yamin, Koentjaraningrat, dll bahwa nenek moyang Indonesia berasal dari Yunnan dari Yunnan menyebar ke Nusantara melalui Pilipina, sebagian melalui Malaka. Mungkin sekali dari malaka ke Sumatera Timur (yaitu tanah Simalungun sekarang ini). Selengkapnya lihat di http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_Thailand

      en.wikipedia.org
      Tai peoples who originally lived in southwestern China, migrated into mainland S...See More


    • Ali Hendra Sumbayak Raya Sedikit pertanyaan tentang marga purba silangit.
      Apakah purba silangit asli dr simalungun?
      Sementara d tanah karo marga tarigan silangit adalh tarigan yg paling asli dr tanah karo d banding tarigan2 lainnya.
      Hanya tarigan silangit yg asli dr tanah karo. Tarigan yg lainnya berasal dr simalungun.


    • Juandaha Raya Purba Sebetulnya Tarigan itu bukan marga Karo asli, Neuman dalam bukunya Batakkaro Stammen (1940) sudah menjelaskan bahwa Tarigan adalah marga yang datang dari Simalungun. Mengingat daerah Dologsilou (Tingkos) yang bertetangga dengan Karo, sudah jelas sekali menjelaskan bahwa marga Purba dari Dologsilou yang pergi ke Karo mengaku dirinya Tarigan (Tarik-an=yang ditarik ke Karo). Cerita di Nagamariah ada tentang ini. Mungkin Dorialam bisa menceritakannya, sebab cerita itu aku dengar dulu langsung dari ayah beliau di Simpang Bage. Menurut beliau, marga Tarigan ini dulunya adalah marga Purba yang diminta raja Nagur untuk menyelesaikan perselisihan wilayah di Dologsilou yang melibatkan Nagasaribu. Oleh raja disuruh tarik hotang (rotan) yang panjang untuk mengukur daerah itu. Kebetulan ada kurang orang yang menarik rotan tersebut, dan pas ketika itu ada orang dari daerah Tingkos dari marga Purba yang hendak ke Saribudolok melewati daerah yang dipertikaikan tersebut. Maka disuruhlah dia menarik rotan ke seberang, lalu dibagilah kampung tersebut menjadi perbatasan kedua daerah, itulah kampung Paribuan Jahean dan Paribuan Juluan sekarang. lalu disebut oranglah dia dengan si Tarik-an, lama-lama menjadi Tarigan. Orang melupakan marganya yang semula, sampai di kampungnya di Cingkes disebut orang Tarigan, anak cucunya lalu menjadi marga Tarigan. Perlu diingat sekali lagi, marga di Toba tidak sama dengan di Simalungun, bagi orang Simalungun, marga hanyalah identitas komunal sesuai daerah, sedangkan di Toba, marga itu berarti keturunan nenek moyang dari satu bapa asal. Dengan begitu meski sama-sama marga Purba, tidak serta merta satu keturunan bapa asal, hanya merujuk pada daerah asalnya saja!


    • Ali Hendra Sumbayak Raya Tarimakasih atas info ny pak JRP.


    • Chris Poerba Satu Purba, banyak kisah. Diatei Tupa


    • PahompuniRaja Ompungnaihorsik maju terus penelitian dan pemurnian sejarah simalungun, dengan begitu kita akan mengembalikan kebenaran kepada kebenaran yang sesungguhnya


    • Karles Hasiholan Sinaga
      Sedikit mengonmentari amang, masalah Singasari, raja Singasari itu kerjanya bunuh2an, Raja yang naik tahta membunuh raja sebelumnya, lalu anak raja sebelumnya balas dendam membunuh raja dan lalu naik raja (baca kutukan Mpu Gandring). Jadi s
      empatkah mereka memikirkan expansi?

      Kemungkinan Mangaraja Onggang Parlindungan juga mengutip cerita-cerita Simalungun dalam buku Tuanku Rao, mengenai Singasari.

      Dan mengenai dari Mana Purba, purba lah yang tahu, memang kalau saudara kita di Toba dan di Tapanuli cenderung membabi buta dalam mengklaim mengikuti tarombo hutagalung yang mestinya tidak di pakai mengklaim tapi harusnya hanya jadi acuan terbatas dari orang2 yang berasal dari Toba..

      Dan hal itu sebenarnya yang harus kita diskusikan.
      Duduk bersama dan saling bertukar informasi. dan saling menerima perbedaan pandangan masing-masing.

      Seperti teman dari TAPUT yang ngotot bahwa Purba dasuha berasal dari toba. Setelah di bAntah langsung oleh keturunan raja terakhir Panei , dia akhirnya bisa menerima.

      Dan Saat kita sadar bahwa kita bisa dari mana saja dan terbuka, asal usul akan menjadi tidak penting, dan satu Simalungun bukan mimpi, tapi sudah di depan mata.

      Salam Habonaron do Bona. Majulah Simlaungun. TAbe dan selamat tidur.


    • Juandaha Raya Purba
      Tentang ekspansi itu ada ditulis dalam pararaton, juga dalam ekspedisi pamalayu. Kertanegara mati dibunuh Jayakatwang dari Kediri, karena pasukanya sebagian besar dikirim ke Malayu (Sumatera). Itu ada dalam sejarah. Sebagian pasukannya samp
      ai ke Sumatera Timur, dan itu lah awal dari istilah "Jau Silopak Ipon" dalam legenda masyarakat Simalungun, karena Simalungu dulu giginya dikikir dan dibubuhi saloh (getah hitam) sebagai simbol inisiasi, sementara pasukan Jawa yang datang itu tidak! Menurut kisah di Tanah Jawa anggota pasukan Jawa ini tidak mau kembali lagi ke Singasari menetap di Keraksaaan (sekarang Kerasaaan dekat Bandar) karena mereka mengingat kampungya di Jawa dan betah tinggal di sana. Leluhur raja tanoh Jawa berasal dari sini dan mengambil marga Sinaga sebagai identitasnya dengan marga Sinaga Dadihoyong Hataran (ada dalam buku harian Tuan Musa Sinaga, koleksi Museum Simalungun).


    • Dori Alam Girsang
      Raja su man dala (sumatra) atw samudra pasai mati di bunuh dengan panah racun oleh raja nakur bercacah bunga di wajahnya pada abad ke 14,disitu di ceritakan nakur (red batak) tidak banyak di kupas tentang nakur hanya berapa bait saja,tapi c
      uku lumayan lah tuk menambah refrensi,buku tsb berjudul hubungan tiongkok dan nusantara selama 2000 tahun,di tulis oleh prof liang ji,sangat menarik isi2 buku ini karena data2nya langsung dri cina,sebagaimana kita ketahui mengenai pengarsipan2 mereka number one in the world...


    • Karles Hasiholan Sinaga Ada peluang tanah jawa lebih tua dari Nagur, karena Singasari ada di tahun
      1200 an dan Nagur seperti cerita pengelana ada di tahun 1400 an. Perlu
      terus di teliti.

      Pada 10 Juli 2012 10:25, Juandaha Raya Purba <


    • Karles Hasiholan Sinaga
      Lawei Dori,
      Kalau Nakur itu beberapa penulis menyebutnya sebagi kerajaan batak (masih
      perlu di teliti karena penulis lain tidak menyebutkan ini) dan posisinya
      ada di daerah aceh.
      nah Pinto tahun 1600 an sudah berjumpa dengan Raja Batak. tap
      i dimana
      posisinya semoga pak Ivan Taniputra yang saya yakin lagi mempelajari
      bukunya dan bisa di bagi hasil penelitannya kelak.

      Pada 10 Juli 2012 11:07, Karles Hasiholan Sinaga <


    • Dori Alam Girsang
      Begini yg saya analisa penulisan batak (nakur) itu di tuliskan oleh penulis tsb yg mana agar memudahan pembaca nakur itu ada di daerah mana? Begitu lawei,mengenai ke tuaannya itu kita tidak segampang itu pula memvonis,kan disitu di tuliskan
      terjadi perang di abad ke 14 jadi tidak menutup kemungkinan kalo2 di abad ke 1 sampai abad ke 13 nakur itu sudah ada kan begitu tho,yah ibarat nya ketika roma masuk ke israel tentu bukan di abad 1 atw 3 masehi itu baru ada,tapi sebelum penyerangan ke israel roma udah lama ada...kiranya begitu lah jalan2 pikirannya dan alurnya sejarahnya lawei..


    • Karles Hasiholan Sinaga namanya juga peluang lawei. tabe ma.

      Pada 10 Juli 2012 11:18, Dori Alam Girsang <


    • Juandaha Raya Purba
      Nagur dan Batangiou (kerajaan marga Sinaga) itu sudah lama berdiri di Simalungun. Tideman dan Tichelman menjelaskan keduanya kerajaan Timoerlanden yang saling berdampingan tapi bertuan ke Nagur, Nagur di Utara, sedangkan Batangiou di Selata
      n. Mungkin sekali sudah ada penduduk nagur itu yang bermarga Sinaga, Saragih, Damanik dan Purba waktu itu, tetapi tidak mengenal cabang marga, sebab seperti dijelaskan di atas, marga di Simalunngun bukan kesatuan asal-usul dari nenek moyang yang sama tapi lebih bersifat kolektifitas kategorial lokal dalam semangat kebersamaan menghadapi ancaman bersama!


    • Ulin Purba Tanjung setelah membaca nya saya semakin tau..

      diatetupa hubani nasiam.


    • Bangun Saragih Garingging Lanjutkan dìskusìnya...


    • Edy M. Damanik Malau Ini Legendaku,Itu Legendamu. Legendaku Benar Legendamu mitos.


    • Dori Alam Girsang Berarti lawei karles mencari peluang tuk membatakan simalungun gitu??? Maksud dri kata peluang yg lawei sebutkan itu apa?


    • Ompung Saragih Edy MDM, apa maksud anda legendaku benar, legendamu mitos.


    • Beriaman Purba Diatei tupa ma bani nasiam na ra padaskon nabinotoh nasiam pasal marga pakon bonani manambah parbotohan bani halak nara manjalo baen dingat on janah boi padaskon bani niombah pakon pahompu ase lambin iarusi sidea ahado Simalungun naija do Simalungun hatubuhan ni ompung tutua sidea agepe anggo sahap Simalungun lang iantusi be.


    • Edy M. Damanik Malau Banyak orang egois yg hanya ingin menang sendiri, saya hanya ingin mengingatkan saja, supaya kita di media simalungun ini tidak seperti itu.


    • Karles Hasiholan Sinaga Lawei dori kok masuk ke situ, kan ini komen untuk masalah Tanah Jawa dan Nagur.
      Membahas batak itu Simalungun atau tidak, itu hanya akan buang waktu percuma. Sejarah yang akan membuktikan.

      Pada 10 Juli 2012 13:16, Ompung Saragih <


    • Ompung Saragih diatei tupa Edy MDM.


    • Karles Hasiholan Sinaga Lae Edy Damanik, tah usah di bahas lagi masalah itu. Selagi kita tidak terganggu tidak ada yang perlu di kawatirkan.
      Mari belajar hindari konflik dalam berdiskusi. tetap pada tukar pendapat bukan pemaksaan. kalau yang ada seperti itu janganlah kita terikut-ikut.
      Pada 10 Juli 2012 13:24, Edy M. Damanik Malau <


    • Ompung Saragih naha ase dear baen hita humpulan on, nai ma bahen hita tene. GBU


    • Edy M. Damanik Malau Ompung Saragih@ Anggo humpulan on dear do tong.


    • Beriaman Purba EMDM@ lantam tu do parsahap mai ambia songon na manudai pangahap mambasa... Orui atene ase dear parbualan hulobeian on naima horas.


    • Edy M. Damanik Malau Na ija ma ai, tulang.


    • Beriaman Purba Hata..".ai ra lang."...seng pala hatahonon da!!...gabe legan artini " anggo humpulan on dear do tong "


    • Edy M. Damanik Malau Santabi ma anggo lepak do bahasa na hupakei ai. Tp lang adong maksudhu arti sampingan ni "ai ra lang" on.., ase mempertegas kalimat na parlobei ai do. Anggo gabe legan do hape pengertianni ai bamU, hutarik ma use.


    • James M Purba Tanjung Malas uhur ! Manukkun ma lobei au hu bapa pandita nami Juandaha Raya Purba ..na i turi turihon ham pasal marga Purba ai selain cerita lisan adong do referensi ni atap domma i tulis ham bani sada buku?




    • Chris Poerba
      Secara keseluruhan family tree marga Purba ini sangat mengesankan. Namun penggunaan kata tipu muslihat dalam kisah Purba Pakpak saya rasa bukan penggunaan kata yg tepat, damai apalagi bijak. Bahkan salah sasaran. Apakah narasumber dari marg
      a ini sudah diikutsertakan dalam penyusunan tulisan ini, terutama mereka-mereka yg berada di Pematang Purba (atau belum). Kisah Parultop ultop yg akhirnya menjadi raja pertama Purba Pakpak di Pematang Purba setelah ada uji kesaktian (bukan ngaku-ngaku keturunan raja lain). Tolong membaca , menggali sumber melakukan verifikasi, menggunakan kata dan kalimant yg lebih baik. Terimakasih atas informasinya. Diatei Tupa. Horas!


    • Michael Fransisco Tomarere tapi setahu saya,semua purba simalungun kalo sudah di perantauan umumnya ngaku & bangga marsanina dengan purba toba bahkan dipanggil 'anggi' pun bangga....tulisan bapa pandita di atas hanya bagus di dunoa maya tp di lapangan banyak purba simalungun yg percaya bhwa mrk dari sigulang batu dll...
      tanya kenapa?


    • Ali Hendra Sumbayak Raya
      Michael: bnyk mengaku krn pd umumnya bnyk org simalungun terutama yg d perantauan yg tidak tau sejarahnya. Apalagi tentang sejarah simalungun. Jd apa kt org mereka ngangguk saja.
      Jd mungkin tujuan postingan ini d buat adlah untuk memberikan
      pengetahuan baru sekaligus menghilangkan persepsi yg selama ini melekat pd org sim yg krng pengetahuan tntng sejarah termsk marga purba d perantauan sprti yg anda bilang.
      Atw kebetulan memang yg mengaku trsbt adlh purba yg berasal dr sigulang batu yaitu purba manorsa.


    • Raja Asean Sumbayak ‎@ Ali Hendra Sumbayak Raya : itu ide yang terbaik, sanina.... ini juga yang utama untuk membangun simalungun karena bila seseorang sudah tahu identitas dirinya dan bangga akan identitas itu, maka dia akan berbuat yang terbaik. mudah2an dari sekian jumlah kita yang tidak seberapa ini sama2 saling merasa satu saudara walau dimana berada.....

      @Bpk. Juandaha Raya Purba: diatei tupa bani informasi ham ai, dahkam....


    • Parpaleher Siattar Ali Hendra Sumbayak Raya: na sonai ai ma mambaen gati hita galir; marsahap sahap ni sinlopah horbou, "tarpaksa" (ipaksa) mangihutkon adat ni sidea, mandodingkon doding ni sidea, halani lang adong pride banta. Naha do boi adong pride anggo lang ikuasai hita psl dirinta sandiri? Songon na kalah ogap tong ge...!


    • Parulian Sumbayak Anggo harapanhu boi ma namin i Bukuhon sekaligus i paten-hon, ase hulobeian nia ari on dong panotap janah lang turi-turian be, marhiteihon ni ai hasomanta pe lang be manggogohkon osangni be. Harapan ma on bani Bp.Pdt.Juandaha, sonaha pandapotmu Pdt nami ?


    • Karles Hasiholan Sinaga ipaksa,tarpaksa,kata yang bisa menimbulkan kebencian.

      Pada 11 Juli 2012 00:40, Parpaleher Siattar <


    • Karles Hasiholan Sinaga Perantau itu bijak dia akan menyesuaikan diri dengan sekitar demi sebuah tujuan bernama KEPENTINGAN.
      Orang akan ikut jika KEPENTINGAN-nya terakomodasi, itu adalah sifat dasar manusia.


    • Dori Alam Girsang
      Lape boi I buku kan on..soalnya pandita kita ini masih terlalu subjektiv,terutama mengenai purba pak2 dan girsang pendeta kita ini jarang bisa netral ketika membahas purba pak2 dan purba girsang,dan mengenai tambun saribu dan tondang,sepanj
      ang yg saya tahu malahan turunan dri pada purba pak2 bukan purba tanjung,dan purba tanjung sendiri memang datangnya dri padang liat dalam cerita laut tadur yg pernah di tulis oleh lawei sidukkap naburuk,ada sumber lain lagi mengatakan kalo purba tambak itu adalah anak dri pada purba silangit.yg mana purba silangit ini pernah jadi raja di tinggi raja,ketika tinggi raja di landa banjir lalu pindah ke purba tua dan purba sinombah dri situ keturunannya ke dolog silou tuk cerita ini baiknya pak pendeta menghubungi langsung aja vorhanger gkps sirpang hinalang..saya udah pernah mertandang ke rumah beliau dengan Suhu Omtatok...tidak segampang itu membukukannya,kalo masih begini terlalu riskan tuk di buku kan yg ada nanti konflik...spt yg pernah di tulis pdt ini tentang perbedaan girsang dan purba kala itu..membuat orang gerah saja dan cendrung cari sensasi...


    • Parpaleher Siattar ‎@Karles Hasiholan Sinaga: Hata "tarpaksa" (dalam tanda "..."), bagas do da artini ai. Kontekstual ge ham mambasa, Dahkam! Janah, on ma kenyataan di lapangan da...! Buei do hita na mangahapkon on!


    • Parulian Sumbayak
      Au pe setuju do bani pandapotmu Lae Parpaleher, I Karawang on pe dong do Tumpuan ni Toga Purba, janah buei do homa Purba na hun Simalungun anggotani. Bahkan sada panorang dong do anggota ai makkatahon hubakku, Purba Sigulang Batu do nini mu
      kkahni Purba, manangar ai naik pusu-pusuku tapi lang gok bohalhu, ujungni hutadikkon ia janah lang dong uhurhu dihut bani Tumpuan ai anggo lang pitah Purba na hun Simalungun ijai. Saya sangat mencintai Purba hun Simalungun, halani Inanghu br Girsang pkn Inang ni niombah pe br Dasuha, ha...ha...


    • Parulian Sumbayak ‎@Tulang Dori A.Girsang, usul saya kalau Purba Pakpak dan Girsang belum deal akan pengungkapan penelitian Bpk Pdt.Juandaha, harapan tentu boleh dong duduk bersama untuk mendapatkan mufakat, supaya kami dan juga anak2/cucu2 kita nanti tau dan tidak lupa sejarah. Intinya untuk kepentingan bersama suku Simalungunlah !!! Tabi Tulang...


    • Ulin Purba Tanjung dari padang??


    • Hendry Damanik anggo i parlajari hita sejarah/jejek situs na boi sedikit mengungkap sejarah bahat makkatahon:'' kita hidup bukan untuk masa lalu tapi untuk masa depan, '' dong homa makkatahon '' Robot do si ciptahonon ambia hanima manorihi pangulu balang ( patung batu)''' hehe jadi ni masuk ma Simalungun hu tuppuan ni Sileban halani lang ibotoh sejarah Simalungun termasuk sejarah ni margani,,


    • Juandaha Raya Purba
      Nahupatumpu-tumpu do ganupan ai humbani nara sumber nadob matua i piga-piga huta na isiar hanamai salaku pandita i Simalunugun on, tarmasuk na ihuta-huta bagas naso dong ope pasar apalagi internet, jadi boi hatahonon "sonai ma nabinotohni s
      idea" pasal subjektifitas, boi do ganupan subjektif hita on, ai seng dong sejarah na lang subjektif, apalagi sejarahni Indonesia on, dos do ai misalni songon Turkin na lang ra iakui sidea genosida dompak halak Armenia, tapii domma tarjadi ai, hansa Turki ampa Armenia mangidah ai humbani subjekni bei. Anggo Purba Pakpak ampa Girsang sidea ai do mangkatahon ai hubangku sandiri, piga-piga namatua na i Pamatang Purba (tarmasukna manjaga Rumah Bolon Purba marga Purba Pakpak na ijai) ampa piga-piga partuha. Hansa garis besarni do hansa on, anggo hatoranganni ganjang tu anggo ipatorang ijon, janah dong do ganupan hasil wawancara ai husurathon janah huarsiphon do ai. Hansa lape boi na surathon (ipublish) anggo untuk ganupan na mangaku Purba. Tapi anggo hanami ginomparni Raja Silou (Purba Tambak, Sidasuha/Sidadolog/Sidagambir) domma dos parbinotohan nami bei sonai ma sejarahnami, lang dong huttoba ompungnami! Anjaha das nuan on tumpuannami Tamsidalogam totap do manjolom sejarah ai!

      Porlu homa ipaingat hanami pardalanni morga banta i Simalungun legan do pakon Toba, lang adong banta istilah siabangan sianggian songon nasibobutni Dorialam Girsang ai, dalit huttoba do pangarusion nasonai ai. Nadong banta aima na sapanganan, na sainang, na saamang ampa na marsanina! Parhundul do patugahkon tutur banta, sedo nomor-nomor songon Toba. Ai i Simalungun anggo ompung diri siabangan gabe sitoruhan do tuturni ginomparni, lang songon Toba!

      Naiarusi hita do songon tarombo i Toba ase dong banta hata morgani si anu adeknami, morga si anu roh hubennami. Mangihutkon sejarah i Dologsilou pitah ginomparni Purba Tambak, Purba Sidasuha, Purba Sidadolog ampa Purba Sidagambir do na sahuturunan (saompung). Lengan hunjai sanina na marmorga Purba na dob dong i Simalungun on. Lang homa hatahonon humbani Purba Tambak do Pakpak, lang sonai! Purba Tambak, Purba Pakpak marsanina halani sapambuatan sidea halani sama-sama marpuangbolon-hon Boru Damanik hun Siantar. Jadi boi do halani sapambuatan Simalungun gabe marsanina, aima naigoran marsanina sapambuatan (i Toba marpariban).


    • Karles Hasiholan Sinaga Marga Toba satu garis keturunan, marga Simalungun dan Karo adalah kumpulan, memang berbeda dari awalnya.

      Pada 11 Juli 2012 13:29, Juandaha Raya Purba <


    • Juandaha Raya Purba
      Karles Sinaga, itu juga tidak betul! Marga Toba juga tidak satu keturunan semua! Coba Anda baca buku disertasi Prof. Dr. Bungaran A. Simandjuntak, "Konflik dalam Suku Batak Toba", juga penelitian Tideman dalam buku "Pengaruh Hindu di Tanah
      Batak Utara (Leiden, 1937). Malah di buku yang terakhir ini ada kalimat "marga Batak Toba ada yang berketurunan India yaitu dari marga Malauraja". Cobalah banyak membaca referensi buku antropologi Batak yang ditulis peneliti-peneliti di zaman zending dan kolonial Belanda! Ada di Perpustakaan Nasional Jakarta!


    • Karles Hasiholan Sinaga
      Tentunya padan ada, dan semua padan akan di masukan sebagai sianggian,
      masalah yang pernah saya temukan adalah marga padan yang tidak ingin jadi sianggian terus, atau konflik antara abang dan adiknya atau anak dengan
      ayahnya.

      seperti juga
      di kami Sinaga, ada sebagian Simaibang tidak tahu atau tidak percaya bahwa dia itu turunan dari Sinaga Uruk, tetapi ada yang mengatakan
      ia. pastinya konflik itu tidak bisa di hindari.

      Mengenai malau Raja yang mengatakan dia dari India, tapi tidak semua.

      Konflik tetap ada tapi kesatuan yang di utamakan.

      Pada 11 Juli 2012 13:41, Juandaha Raya Purba <


    • Chris Poerba
      Saya tidak mau mengomong hal ini meluas yg kemana-mana lagi. Yg pasti penggunaan kata 'tipu muslihat' itu yg aku pertanyakan! Omong kosong! Kalau mau bikin tulisan ada baiknya anda membaca dulu dari semua sumber sumber yg sudah ada di pungu
      an purba masing-masing. Dan tulisan ini tidak bisa dianggap sebagai tulisan riset yg obyektif karena tidak ada uji validitas data. Semestinya seorang narasumber yg menyatakan A mesti di verifikasi dari materi yg lain. Baik dari narasumber lain A atau sumber yg dimiliki setiap punguan marga atau data lain. Tulisan ini tidak menggunakan metodologi penulisan sejarah dan penggunaan kalimat yg tepat. Terakhir, apalagi tulisan ini tidak merangkul banyak pihak terutama di semua kalangan purba di simalungun. Kalau ingin meneliti dan menulis sejarah lokal semestinya anda belajar terlebih dahulu. Jangan ketika baru dapat data seperempat atau setengah langsung (belum ada validasi) langsung di beritakan semacam ini. Supaya anda bisa menjadi peneliti yg bisa menyuguhkan data yg obyektif yg lebih baik. Itupun kalau anda memang pingin mengerjakan sebuah penelitian? Kalau tidak! Ya tidak masalah. Diatei tupa. Horas!


    • Edy M. Damanik Malau Maksudnya marga Malau Raja ada jg diturunkan dr India? Atau Orang India yg diberi/diangkat menjadi marga Malau Raja. mungkin hanya yg diberi marga saja itu.


    • Ali Hendra Sumbayak Raya parpaleher siattar: saya tidak ada mengatakan "terpaksa" ataw "ipaksa"
      jd ulang itambah2i.


    • Djaja Surapati Saragih
      Tulisan berjudul Keturunan Raja Silou ini, banyak juga mengurai tentang Purba dan sub-sub nya seperti Tambak, Tanjung, Pakpak dll. maupun penyebutan Purba. Dalam tulisan ini terdapat kalimat : "Oleh orang-orang dari India mereka disebutkan
      kaum yang datang dari negeri Purwa (Timur).............. Sebutan ini kemudian dipakainya menjadi identitas kelompoknya......" Dari uraian ini dapat ditangkap adalah Purba itu berasal dari kata Purwa (Timur). Pertanyaannya adalah (1) Orang-orang dari India yang mana yang menyebutkan mereka Purwa, apakah orang-orang dari India yang bermukim di India atau di Malaya atau yang di Sumatera Timur atau orang-orang dari India yang secara kebetulan bertemu di bandar (tempat dagang) ? (2) Apakah dalam bahasa India ditemukan kata "purwa" yang (merujuk) artinya timur ? Atau kemungkinan/alternatif lain, memang mereka sudah membawa nama/identitas Purba (Purwa) itu dari China Selatan terus berpindah ke Vietnam lalu ke Malaya terus ke Sumatera (Timur) ? Mengingat di China sejak lama sudah ada marga dan jumlahnya banyak dan kini jumlahnya sudah berkurang. Begitu juga Vietnam disana juga ada marga. Butuh penjelasan akan hal ini.

No comments:

Post a Comment