Tuesday, November 20, 2012

Kapan dimulai sejak Kerajaan di Simalungun ?


Tumpal Paulus Yosef Simanjorang
Dari pengamatan diskusi mengenai 'UMUR' masyarakat Simalungun & Toba, saya lihat ada kesalahan mendasar. Kalau kita percaya bahwa Masyarakat Simalungun dimulai sejak Kerajaan Nagur, maka setidaknya susah mencapai jumlah generasi = 56. Sedang Masyarakat Toba, bila berpatokan terhadap silsilah/tarombo, paling rata-rata jumlah generasi = 25. Dengan asumsi 1 generasi = 25 tahun, maka kita dapat menghitung UMUR masyarakat Simalungun = 56 x 25 = 1.400 tahun. Artinya, Masyarakat Simalungun sudah ada sejak Abad VII. Sedang Masyarakat Toba = 25 x 25 = 525 tahun. Artinya, masyarakat Toba bermula pada Tahun 1400-an, dimulai dengan KEBERADAAN Si Raja Batak di Sianjur Mula-mula....
Bagaimana bisa Sagala Raja sudah ada pada taun 1.000, padahal 'Ompung-nya' Si Raja Batak BARU ADA pada Tahun 1.400-an??? Itulah satu kesalahannya....

  • Pardi Purba  
    TPYS, kalau saya percaya sekali Simalungun dimulai sejak Nagur, dan wilayah Simalungun menjadi sumber penyebaran penduduk ke Toba dan Samosir dan Soal Pusuk Buhit adalah Mitos. Pusuk Buhit adalah tempat Pemujaan pada masa kepercayaan terdahulu sebelum Kristen dan Islam Masuk
  • Tumpal Paulus Yosef Simanjorang 
    @Lawei Pardi Purba: Sebaiknya Lawei jangan cepat mengatakan demikian sebleum melakukan pembuktiannya. Pembuktian itu bisa kita lakukan dengan cara VERIFIKASI. Bahwa di kawasan Pusuk Buhit ada di temukan kawasan bernama Sigulatti, dimana Sigulatti ini merupakan perkampungan pertama leluhur orang Toba. Setelah itu, menurun ke bawah, ada kawasan bernama Desa Sianjur Mula2. Kawasan ini juga merupakan pemukiman leluhur orang Toba setelah dari Sigulatti. Dua kawasan dimaksud (Sigulatti & Sianjur Mula2) adalah situs awal orang Toba, sebelum melakukan perpindahan ke daerah lain (termasuk 'KEMBALI' ke wilayah Simalungun). Bahwa keberadaan orang Toba pada kawasan itu dapat dibuktikan dengan jumlah generasi yang bermukim di wilayah itu setidaknya telah mencapai anatar 25-27 generasi. Tidak percaya? Silahkan Lawei MENGUNJUNGI kawasan tersebut... Dan sebagai bukti tambahan, berada di sebelah kawasan bawah dari Desa Sianjur Mula2 ada bernama Desa Siboro. Saya kira Lawei pasti paham dan tahu bahwa Siboro juga adalah satu cabang dari Marga Purba kan? Nah Sinboro ini telah 8-10 generasi di Desa Siboro ini. Mereka datang ke wilayah itu karena 'diparboru' oleh Marga Sagala, sang pemilik ulayat. Boleh dikatakan, kalau menurut istilah Simalungun, Siboro ini merupakan 'ANAK BORU JABU' Marga Sagala.
  • Tumpal Paulus Yosef Simanjorang  
    Maaf, terus terang, kebanyakan dari kita etnis Simalungun acap melakukan 'POST HOC ERGO PROPER HOC'...Artinya: terlalu cepat membuat kesimpulan. Padahal belum melakukan upaya pembuktiannya... Horas 'Habonaran do bona' dan diatei tupa hita haganupan!!!
  • Dori Alam Girsang 
    Menarik ulasan Lawei @Tumpal ini...saya mau tanya dri mana patokan lawei bisa mengatakan bahasa simalungun sudah ada 56 generasi sejak dari nagure hingga hari ini,apa ada data konkrit mengenai itu mungkin sebut saja trambo .... saya juga baru ngeh bahwa batak toba hingga hari ini baru ada 25 generasi,tuk kami sendiri Girsang sejak dari pak-pak masuk ke silimakuta kurang lebih ada 10 generasi hingga hari ini.. di banding dengan tambak dan dasuha memang mereka jauh lebih tua mungkin mereka juga sudah mencapai 20 generasi juga ... menarik ini lawei kalo kita diskusikan...
  • Pardi Purba  
    Lawei TPYS, Pusuk Bihit dan sekitarnya menjadi Kampung pertama Pemukiman Orang Toba sebelum menyebar ke daerah lain termasuk KEMBALI ke wilayah Simalungun, saya tidak menyangkal bahkan saya percaya , bahkan daerah tersebut yg lawei sebut Sianjur mula mula dsb dan Huta Siboro yang diangkat jadi Boru Huta Marga Sagala saya sdh Kunjungi , sayang belum sempat melihat Passur Napitu , yang menjadi Pertanyaan saya adalah Darimana Leluhur orang Toba yang datang ke Pusuk Buhit. yang saya sebut Mitos adalah itu lawei
  • Tumpal Paulus Yosef Simanjorang  
    @ Tentang itu tentu belum bisa dipastikan. Tetapi dari berbagai sumber bacaan, kuat dugaan saya dari Kerajaan Nagur. Mungkin salah seorang pangerannya-atau panglimanya atau mungkin juga rajanya yang pergi melarikan diri dan 'bersembunyi' di balik punggung Gn Psuk Buhit. Kenapa melarikan diri? Dugaan saya, karena dia tidak mau TUNDUK kepada kekuasaan asing yang telah menaklukkan Kerajaan Nagur. Dia berpikir, dengan tunduknya kepada kekuasaan asing, sama saja artinya 'merendahkan nilai-nilai Nagur' yang telah sejak lama dianutnya. Pada saat dia 'sembunyi' di Gn Pusuk Buhit, dia lalu menyusun siasat agar tetap eksis, dengan salah satu caranya mengatakan 'asal usulnya daru Banua Ginjang'. Kalau dia mengakui berasal dari Nagur, maka penguasa yang menguasai Nagur, pastilah menangkap atau membunugnya (krn tidak mau tunduk) Dan inilah yang selanjutnya dianut oleh para turunannya, yaitu yang disebut Orang Toba. Jadi Lawei, jangan melihat satu sisi lagendanya. Tetapi lihat dari segi ilmiahnya. Sekedar catatan tambahan: bahwa akhir keruntuhan Kerajaan Nagur bertepatan pula awal Si Raja Batak (sekitar Tahun 1400-an). Apakah itu lagenda Lawei??? Diatei tuppa...!
  • Tumpal Paulus Yosef Simanjorang  
    @Lawei Dori Alam Gorsing: Data saya berdasarkan 'Parpadanan Nabolag Kerajaan Nagur', yang kalau saya tidak salah sampai Sang Nawaluh sudah mencapai 47 generasi. Ditambah dengan periode saat ini, mungkin kira-kira 50 generasilah...Maaf, bukan 56 generasi! Horas dan diatei tuppa!
  • Frans Purba  
    Pusuk Buhit dgn si Raja Batak adalah mitos dan legende--el spirit kebangsaan/kesukuan identitas baru yg dinamakan Batak.di Pusuk Buhit tak pernah ada pemukiman budi daya manusia -karena hanya lahan vulkanis--dan tak pernah dibuktikan dgn penggalian arkeologi atau test carbon unutk membuktikan adanya budi daya manusia.Silisal si Raja batakpun hanya rekayasa Budaya--dan kalau benar2 menjadi silsilah etnis/turunan pertalian darah....coba ditest dgn test gen......
  • Tumpal Paulus Yosef Simanjorang  
    @Frans Purba: Ha...ha... bagaiman Lawei ini koq ngomongnya agak ngauwur? Pusuk Buhit dengan Sianjur Mula2 adalah dua kawasn yang berbeda walau bertetangga. Sianjur Mula2 adalah wilayah lembah subur antara perbukitan Pusuk Buhit dengan Tele...Sebagai salah satu bukti bahwa kawasan ini daerah subur adalah dengan hasil komiditas jahe-supernya. Karena bagusnya jahe ini, dijadikan bibit oleh para petani, termasuk petani dari Saribudolok atau Tiga Runggu.Karena kesuburan tersebut itu pula, salah satu cabang marga Purba yaitu Siboro telah menghuni kawasan ini selama 8-10 generas (kira2 200 tahun)i. Komentar Lawei yang demikian, janganlah sampai 'meresahkan' marga Siboro yang ada d kawasan dimaksud...Mari kita diskusi dengan mengutamakan nalar dan menghilangkan batasan emosi primordial sempit. Dengan itulah tercpta diskusi yang sehat dan hasil yang baik. Diatei tuppa!!!
  • Frans Purba  
    TPYS@-Yg saya maksud adalah Pusuk Buhit dgn si Raja Batak yg dimitoskan menjadi nenk moyang suku Batak.Bukan wilayah si anjur Mula2 -yg memang subur -akan tetapi dihuni dan dibudi daya oleh manusia pendatang dari timur utara dan barat,pendatang2 tsb datang bergelombang generasi demi generasi tsb dikenal dgn neutro melayu dan deutro melayu.
  • Frans Purba  
    Laei TPYS@.jahe belum termasuk dalam referensi sejarah kuno ,karena keberadaan budi dayanya baru ada sekitar 50 thn ybl di daerah batak-sebelumnya hanyalh menjadi komoditas tradisionil.Berbeda dgn padi yg sudah diceritakan dalam HPNB-sekitar abad 5-7.
  • Dori Alam Girsang 
     Lawei Tumpal... apa lawei sudah pernah cek dan ricek usia sorkafagus yang paling tua usia nya di toba ada sampai usia berapa ratus tahun... mungkin kita tidak menemukan data tarombo misalnya lalu dengan data peninggalan sejarah kan bsa menjadi salah satu data juga ... kenapa saya mengarah ke sorkafagus yah kerena dengan budaya batu nya itu sendiri yang mana budaya batu menunjukan suatu fase ketuaan dari pada sebuah peradaban..dan jujur di simalungun untuk saat ini kita akan kesulitan utk menemukan makam yg sama,atw bentuk2 peninggalan lainnya yg bisa menjadi rujukan di banding dengan yg ada di toba
  • Tumpal Paulus Yosef Simanjorang  
    @ Lawei DA Girsang: Batu hobon adalah salah satu situs peninggalan Si Raja Batak. Itu juga salah satu bukti warisan zaman batu. Tentang sarcifagus, rasanya ada ditemukan pada setiap kampung di Samosir. Sebagai salah satu saya kirimkan dalam akun ini, yaitu sarcofagus Ompu Mardoli-doli Sinaga di Sialapit Simanindo yang berasal dari Girsang, Parapat. Sesuai jumlah generasinya yaitu sekitar 12 dan dengan menganggap 1 generasi = 25 tahun, maka sarcofagus ini kira2 berusia 300 tahun. Di kampung saya Hasinggaan (masuk kawasan Sianjur Mula2) juga ada sarcofagus, yaitu leluhur pendiri kampung kami tsb. Sayang fotonya tidak saya bawa (saya berkegiatan di Samosir tapi domisili di Bandung-Pen!). Kapan2, bila perlu, bisa juga saya kirimkan di akun ini. Bila dikaitkan dengan budaya batu ini, rasanya juga sama dengan budaya pada masa Nagur, dimana beberapa buktinya dapat dilihat di kawasan Museum Simalungun.Jadi berdasarkan fakta ini, bukankah orang Toba itu erat kaitannya dengan Nagur?. Sekedar diketahui, di tetangga kampung saya, bernama Binangara, juga ada turunan Marga Girsang. Bila melihat kepemilikan ulayatnya, sepertinya mereka sudah beberapa generasi tinggal di kampung tersebut...karena mereka juga telah menjadi pemilik ulayat tersebut dengan status 'tallik'. Horas
  • Tumpal Paulus Yosef Simanjorang  
    @ Lawei DA Girsang: Memang budaya batu di Simalungunnyaris sudah tergantikan dengan budaya lain. Hal ini tentu sejalan dengan keruntuhan Kerajaan Nagur. Adanya fase raja maropat dan mar-pitu, budaya batu itu sudah ditinggalkan Mungkin hal ini sangat erat kaitannya dengan pengarus Islam, dimana hal-hal yang demikian dikategorikan sebagai hal musyrik. Namun demikian, bukti2 adanya budaya batu ini pada fase Kerajaan Nagur masih dapat dilihat pada Museum Simalungun di Siantar. Horas...
  • Pardi Purba  
    Lawei TPYS, saya samgat setuju atas penjelasan yang Ilmiah yang lawei uraikan , yg kusebut Legenda ialah Turun dari Banua Ginjang. selebihnya sdh mengikuti alur Sejarah Indonesia dan Srjarah Dunia dan Logika dapat diterima, akalu di kaitkan dgn Kerajaan Nagur .
  • Dori Alam Girsang  
    Menarik sekali...nanti saya pun akan mencoba menshare tentang situs batu yg ada di simalungun..jadi memang mari kita sepakati saja terlebih dahulu bhwa nagure lebih tua di banding toba...mengenai makam batu memang berusia masih muda apabila masih usianya 300 tahun tentu sudah jauh sekali rentang waktunya dengan budaya jaman batu,nah disini bisa lah kira ada sedikit kesimpulan,bhwa masyarakat toba dan samosir masih melanjutkan budaya makam batu yg biasa di lakukan oleh leluhur mereka terdahalu,hal ini akan sama halnya dengan yg terjadi di timor ntt masyarakat disana pun hingga hari ini masih mengubur orangtua mereka di dalam makam batu dan mereka pun membudayakan itu hingga hari ini dan disini bisa kita katakan bahwa masyarakat timor ntt saat ini tidak dalam fase peradaban jaman batu begitu kira2...

    Nah disini ketika di simalungun tidak atw pun melupakan budaya makam batu,masyarakat toba menggunakann makam batu sebagai bagian dri pada budaya yg di lanjutkan...

    Setahu saya Binangara memang salah satu kampung yg dibuat oleh marga Purba Tambun Saribu,dan memang antara Girsang dan Tambun Saribu sendiri ada kedekatan yg sulit dijelaskan walaupun sama2 Purba,krn di Silimakuta sendiri pun ada nama kampung Tambun Saribu...mengapa saya bilang sulit dijelaskan krn dri beberapa Tarombo yang saya liat Tondang dan Tambun Saribu adalah Abang Adek...
  • Joni H Sumbayak 
     orang toba itu keturunan Nagur juga...
  • Pardi Purba  
    Sepakat bulat Nagur lebih tua dari Toba.
  • Karles Hasiholan Sinaga saya tidak sepakat.
  • Tumpal Paulus Yosef Simanjorang  
    @Lawei Pardi: Lagenda yang mengatakan Si Raja Batak (leluhur orang Toba) dan sampai ke bumi di wilayah Sigulatti Pusuk Buhit, menurut saya, hanyalah 'taktik' agar dia dan kelak para turunannya 'selamat' dari ancaman penguasa yang telah menaklukkan Nagur... Kalau dia mengatakan/mewariskan kepada turunannya bahwa mereka berasal dari Nagur, pastilah mereka akan segera 'ditaklukkan'. Maka untuk amannya, Si Raja Batak membuat titah kepada turunannya bahwa mereka adalah suku bangsa yang berasal dari Banua Ginjang... Tetapi ini hanyalah semacam dugaan atau pun hypothesis yang memerlukan pengujian. Jadi kalau pun kiranya Nagur itu lebih tua dari Toba, memang apa salahnya? Ngapain dipermasalahkan soal itu? Namanya kebenaran ya harus dikatakan sebagai sesuatu yang benar...Hanya kebenaranlah yang menunjukkan kemuliaan kita sebagai manusia. Itulah yang membedakan kita sebagai nahluk mulia dibanding mahluk yang lain. Hidup manusia yang mengakkan kebenaran... Horas!!!
  • Tumpal Paulus Yosef Simanjorang 
     @ Sanina Karles: Kai beritana senina.. Mase lang ra nasiam hun hypothesin in??? Naha do?
  • Pardi Purba Malas uhur lawei mantabma ai
  • Parulian Sumbayak  
    Anggo domma taruji on, tinggal ipatugah ma bani suku na legan tene... Malas uhur mambasa, gabe manambah rasa percaya diri.... Horas
  • Karles Hasiholan Sinaga 
     toba itu punya lawan yg lebih tua dari nagur yaitu dinasti sori mangaraja yang lebih kontroversi lagi. Semua belum jelas.
  • Tumpal Paulus Yosef Simanjorang 
     @Sanina Karles: Dalam berbagai literatur, Sorimangaraja adalah anak dari Isumbaon (yang turunannya adalah seperti: Si Paet Tua, Sibagotni Pohan, Raja Naiambaton. Nai Rasaon, Silahi Sabungan, Siraja Oloan, dll. Kelompok marga ini disebut dengan kelompok marga Sumba. Kecuali turunan Si Raja Oloan, Silahi Sabungan & Parna, mereka umumnya punya ULAYAT di luar Samosir seperti Tobasa, Silindung & Humbang). Isumbaon sendiri adalah anak kedua dari Si Raja Batak, dimana Isumbaon ini adik dari Tetea Bulan ( yang anaknya ada 5: Raja Uti, Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja & Silau Raja)... Orang Toba selalu 'menghitung' jumlah generasinya biasanya mulai dari Si Raja Batak atau dari Isumbaon & Tetea Bulan...
  • Syahlan Purba  
    kemungkinan saja sejarah sudah di pelintir, sesui dengan kepentingn si pembuat sejarah iti sendiri.
  • Alie Saragih  
    Kenapa d sim jarang sarkofagus atw kuburan batu, lain halnya di toba?
    Di sim jarang ada batu apalg batu besar. Tanah nya tak berbatu2. Berbeda dgn d toba dmn2 batu.
    Lgi pula tdk ada tradisi buat kuburan bg org sim dr dulu.
  • Parlindungan Damanik  
    Coba analisa Raja Manualang dengan Si Manullang link dibawah :
    1. Raja Namartuah gelar Puanglima Parmata Tunggal, alias Raja Manualang, alias Datu Parmata Mamunjung, alias Datu Parmata Manunggal, alias Datu Partiga-tiga Sihapunjung. dan
    2. Pada tahun 1510, pemerintahan Sorimangaraja XC dikudeta oleh orang-orang marga Si Manullang
    ==========================
    Damanik adalah marga atau morga dari suku Simalungun yang aslinya berasal dari daerah yang bernama Simalungun di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Damanik berarti Simada Manik (pemilik manik), yang mana dalam bahasa Simalungun Manik berarti Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan (bersemangat, berkharisma, agung/terhormat, paling cerdas). TM. Muhar Omtatok menguraikan bahwa Damanik merupakan marga tertua dari suku Simalungun dan Batak. TM Muhar Omtatok juga mengungkapkan bahwa Damanik telah ada sejak kepercayaan lokal ada di Sumatera.

    DAMANIK :
    1. Damanik Bariba anak keturunan Raja Namartuah Raja Siattar Pertama
    2. Damanik Nagur (Bah Bolag) anak keturunan Raja Jumorlang yang menjadi anak tiri dari Raja Namartuah Damanik Bariba.
    3. Damanik Nagur anak keturunan dari rangka keluarga Raja-raja Nagur terdahulu.

    Damanik Bariba:
    1. 1. Anak keturunan Raja Uluan, Pamatang Sipolha di negeri Sijambur – Ajibata dan sebagainya.
    1. 2. Anak keturunan Raja Namaringis Raja Siattar di Pematang Siantar, Marihat,
    2. Anak keturunan Partuanon Pamatang Bandar
    3. Anak keturunan Partuanon Pamatang Sidamanik
    4. Anak keturunan Parbapaan di Batubara (Damanik- Batubara) Dolog Malele, Bangun, Naga Huta, dan seterusnya.
    5. Anak keturunan Parbapaan di Pulau Raja Damanik – Simargolong).

    Damanik Bah Bolag:
    1. Anak keturunan Raja Jumorlang diberi nama Ariurung Oppu Barita jabatan Bah Bolag (penguasa lautan) menjadi marga Damanik (Bah Bolag) berada di sekitar Pamatang Siantar.

    Damanik Nagur :
    1. Anak keturunan Damanik Nagur, Damanik Usang, Damanik Sola, Damanik Rappogos, Damanik Melayu, Damanik Bayu, Damanik Sarasa, Damanik Rih d.l.l.
    Jenis Marga Damanik Nagur tersebut di atas pada umumnya berada di Pamatang Raya/Raya Kahean dan sekitarnya.
    Demikianlah sebagai dasar pertalian hubungan Marga Damanik dari sejak semula sampai sekarang tetap hidup dalam peradapan Kebudayaan Simalungun pada umumnya, sebagai legenda marga Damanik pada khususnya.
    Mengenai kedudukan dalam tingkatan kelahiran masih dapat jelas ialah kerangka keluarga Damanik Bariba, sedangkan bagi Damanik Nagur dan Damanik Bah Bolag masih memerlukan waktu untuk mengumpulkan bahan sebagai fakta peradapan yang sangat berguna bagi generasi penerus.

    Sang Puanglima berhasil menyelamatkan diri melintasi hutan Asahan tembus ke Negeri Uluan Sionggung.
    Beliau menyamar dengan nama Raja Manualang dikenal sebagai manusia sakti. Dari Uluan meneruskan pengembaraannya tiba di Negeri Sipolha. Akhirnya berhasil menjadi pimpinan Negeri dengan nama Kerajaan Sipolha, dikenal dengan nama Datu Parmata Mamunjung. Kemudian pergi mengembara dan berhasil menduduki Kerajaan Siattar dalam legenda “Partodas ni Raja Jumorlang” dengan nama Raja Namartuah gelar Puanglima Parmata Tunggal, alias Raja Manualang, alias Datu Parmata Mamunjung, alias Datu Parmata Manunggal, alias Datu Partiga-tiga Sihapunjung.
    http://id.wikipedia.org/wiki/Damanik
    =========================
    Para Raja-raja Batak
    January 9, 2007 — Ngeditor

    Dalam peradaban Batak yang telah eksis dan terstruktur sejak ribuan tahun sebelum kelahiran Yesus Alaihissalam, terdapat beberapa dinasti yang turut serta dalam memperkaya khazanah sejarah bangsa Batak

    Berikut adalah dinasti-dinasti tersebut yang membangun peradaban Batak.

    DINASTI SAGALA (SORIMANGARAJA)

    1. Sorimangaraja I-XC (1000 SM-1510M)
    2. Sorimangaraja XC (1510). Dikudeta oleh orang-orang marga Simanullang
    3. Raja Soambaton Sagala menjadi Sorimangaraja XCI
    4. Sorimangaraja CI (ke-101) 1816 M dengan nama Syarif Sagala. Sudah Masuk Islam

    Dinasti ini berdiri di pusat tanah Batak, Sianjur Sagala Limbong Mulana (SSLM) sejak berabad-abad sebelum masehi dan kemudian berkembang di tanah Batak selatan atau Mandailing, Angkola dan Natal.

    Pada fase 1000 SM – 1510 M, dari ibukotanya di SSLM, dinasti Sorimangaraja memerintah selama 90 generasi dalam sebuah bentuk kerajaan teokrasi. Rajanya bergelar Datu Nabolon atau Supreme Witch Doctor.

    Dinasti ini pernah mengalami guncangan politik dalam negeri yang hebat saat pihak komunitas Batak di Simalungun memisahkan diri pada tahun antara 600-1200 M dan mendirikan Kerajaan Nagur yang menjadi fondasi terhadap kesultanan Islam di tanah Batak perbatasan Aceh dan di Aceh sendiri.

    Melihat luasnya cakupan kerajaan ini, kalangan komunitas Batak di tanah karo dusun, juga akhirnya memilih untuk memisahkan diri dan mendirikan kerajaan Haru Wampu. Pemisahan diri tersebut juga berakibat kepada pemisahan sistem sosial dan identitas.

    Pada tahun 1510, pemerintahan Sorimangaraja XC dikudeta oleh orang-orang marga Si Manullang. Informasi ini didapat dengan menganalisa legenda dan cerita rakyat di Kerajaan Dolok Silo di Simalungun yang menyebutkan bahwa Dinasti Sorimangaraja dikudeta oleh orang-orang marga Simanullang hanya dua tahun paska kemenangan Sultan Aceh yang pertama dalam mengalahkan Raja Haru Wampu yang keempatbelas.

    Dalam peristiwa tersebut, atas perintah Sultan Ali Mughayat Syah, Panglima Manang Sukka (Seorang Batak Karo) merebut daerah Haru Wampu pada tahun 914 H atau 1508 M. Banyak kisah dan sejarah Batak yang sangat kaya tersebut tidak dilengkapi dengan tarikh dan penanggalan yang jelas. Namun karena kejadian-kejadian tersebut selalu berhubungan dengan kesultan dan kerajaan-kerajaan Aceh, yang sudah banyak tenaga ahlinya menuliskan sejarah yang bertanggal, maka sangat mudah untuk memastikan tahun-tahun kejadian di kerajaan Batak tersebut.

    Orang-orang marga Simanullang sempat berkuasa di tanah Batak pada tahun 1510-1550 M, Namun akhirnya kekuasaan mereka redup dan digantikan oleh Dinasti Sisingamangaraja. Kekuasaan orang-orang marga Simanullang direbut oleh seorang Datu marga Sinambela.
    http://enrow.wordpress.com/
    ===================
    SILAU RAJA
    Silau Raja adalah putra kelima dari Guru Tatea Bulan yang mempunyai empat orang putra, yaitu:
    Malau
    Manik
    Ambarita
    Gurning
    http://id.wikipedia.org/wiki/Marga_Manik
  • Norman P Tondang 
     Kan udah di bilang gak ada bukti kalau di toba itu ada kerajaan, masih aja di posting yang beginian.
  • Parlindungan Damanik  
    copas sebagian............
    Sejarah
    Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia namun tidak diketahui kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman batu muda (Neolitikum). [2]Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum (Zaman Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak maka dapat diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara di zaman logam. Pada abad ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India mendirikan kota dagang Barus, di pesisir barat Sumatera Utara. Mereka berdagang kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bermutu tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada abad ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera[3]. Pada masa-masa berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak dikuasai oleh pedagang Minangkabau yang mendirikan koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka terbentang dari Barus, Sorkam, hingga Natal[4]. Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.
    Mayoritas orang Batak menganut agama Kristen dan sisanya beragama Islam. Tetapi ada pula yang menganut agama Malim dan juga menganut kepercayaan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun kini jumlah penganut kedua ajaran ini sudah semakin berkurang.

    [sunting]Identitas Batak
    R.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum abad ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat kelompok etnis sebagai satuan sosial yang koheren. Menurutnya sampai abad ke-19, interaksi sosial di daerah itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kelompok kekerabatan, atau antar kampung. Dan hampir tidak ada kesadaran untuk menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih besar.[5] Pendapat lain mengemukakan, bahwa munculnya kesadaran mengenai sebuah keluarga besar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.[6] Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" diciptakan oleh pihak asing. Sebaliknya, Siti Omas Manurung, seorang istri dari putra pendeta Batak Toba menyatakan, bahwa sebelum kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sebagai Batak, dan Belandalah yang telah membuat terpisahnya kelompok-kelompok tersebut. Sebuah mitos yang memiliki berbagai macam versi menyatakan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba, adalah tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga menyatakan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir.
    Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena adanya migrasi keluarga-keluarga dari wilayah lain di Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berdasarkan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Menurut Pustaka Kembaren, daerah asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang Tamil diperkirakan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera akibat serangan pasukan Minangkabau yang datang pada abad ke-14 untuk menguasai Barus.[7]....................
    http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bangsa_Batak
  • @ Ali Hendra Sumbayak Raya: Pada masa pasca Nagur, Simalungun memang nyaris meninggalkan tradisi zaman batu. Dapat diduga ini disebabkan pengaruh tradisi Islam yang mempengaruhi feodalis raja-raja Simalungun. Tetapi pada masa Nagur, tradisi zaman batu ini sangat kental terlihat. Bukti peninggalannya sebagaimana terlihat di Museum Simalungun, P. Siantar...
  • Tumpal Paulus Yosef Simanjorang 
     @ Norman P Tondang: Benar sekali bahwa pengertian raja dalam arti pemerintahan-politis tidak di temukan pada masyarakat Toba. Ada pun raja yang ada di masyarakat Toba adalah dalam pengertian sosial-buadaya, yang muncul pada setiap marga... Ini berangkat dari filosifi bahwa 'setiap turunan Si Raja Batak adalah raja'. Makanya di masyarakat Toba ada istilah 'Raja Hula-hula', "Raja Dongan Tubu', 'Raja Boru'...
  • James M Purba Tanjung  
    Roh nasiam hu Museum Simalungun I Jl Sudirman, I dipar ni Kantorpos Siantar...ra tambah pambotoh ta..manambahi na adong I wikipedia....diateitupa...
  • Karles Hasiholan Sinaga  
    Panggi TPYS. Nah marga damanik udah menjawab kan
  • Masrul Purba Dasuha  
    Lae Tumpal Paulus Yosef Simanjorang. Si Raja Batak hanyalah sebuah gelar atau julukan, siapakah nama sebenarnya keturunannya masyarakat Toba yg sangat mengagung-agungkannya juga tdk tahu. Benar, dia kemungkinan pengungsi yang datang dari luar pulau Samosir, kemungkinan besar karena ingin menyelamatkan diri. Belum ada fakta tertulis baik dlm bentuk pustaha dan batu bersurat yg menceritakan mengenai sosoknya dan perjalanan hidupnya serta dari mana dia berasal, kita tdk bisa semata-mata mengatakan dari Nagur.
  • Masrul Purba Dasuha  
    Karena tdk ada bukti otentik yg menjelaskan tentang itu, baik dari pihak Simalungun sendiri maupun Toba. Mereka hanya mengetahui kisah tentang Si Raja Batak ini hanya dari segi mitos, yang tdk sejalan dengan logika. Figur si Raja Batak ini bisa saja pelarian dari Kerajaan Pagaruyung yg wilayahnya meliputi Sumatera Barat, Riau, dan Jambi. Atau dari Kerajaan Sriwijaya, di mana pada awal abad 10 masehi mendapat banyak serangan bertubi-tubi dari kerajaan penakluk yg ada di nusantara maupun luar nusantara.
  • Masrul Purba Dasuha  
    Serangan pertama pada tahun 990 masehi datang dari raja Dharmawangsa dari Kerajaan Mataram Jawa Timur, lalu disusul serbuan dari Rajendra Choladewa dari Kerajaan Cholamandala tahun 1017, 1025, dan 1030. Sriwijaya kian merosot dan daerah-daerah koloninya banyak yg melepaskan diri. Kemudian berikutnya penaklukan yg dilakukan ekspedisi Pamalayu dari Singosari tahun 1275 dan terakhir Majapahit menamatkan riwayat Sriwijaya tahun 1377 yg dipimpin langsung oleh Patih Gajah Mada.
  • Masrul Purba Dasuha  
    Dan pada akhir keruntuhan Sriwijaya inilah banyak para kerabat kerajaan yg mengungsi dan melarikan diri ke tempat yang jauh dari pusat pemerintahan Sriwijaya bahkan sampai menyeberangi laut. Hal itu mereka lakukan tdk lain utk menyelamatkan diri dari kejaran para penakluk. Diantaranya Parameswara yg hijrah sampai ke Singapura yg pada zamannya bernama Tumasik, ia lalu masuk Islam dan mendirikan Kerajaan Melaka. Termasuk juga leluhur Purba Tambak dan Sidasuha Tuan Jigou, mungkin saja pelarian dari Sriwijaya.
  • Masrul Purba Dasuha  
    Dan tdk tertutup kemungkinan Si Raja Batak juga salah satu di antara para pelarian itu, namun barangkali dia lebih awal pergi menyelamatkan diri dibanding kedua tokoh tersebut, karena Si Raja Batak konon sudah berada di Sianjur Mulamula pada tahun 1309 masehi. Sementara kalau dikaitkan dengan runtuhnya Nagur, tidak relevan dengan tahun itu. Ada 3 pendapat ttg masa runtuhnya Nagur, ada yg berpendapat kerajaan ini runtuh tahun 1285, pendapat lain tahun 1539 saat serangan Sultan Aceh Alauddin Riayat Shah, dan.
  • Masrul Purba Dasuha  
    Ada pula pendapat ia masih eksis setelah serangan Aceh itu dan perlahan menyusut jadi kerajaan kecil dan mendapat serangan susulan dari suku Simalungun sendiri yg didalangi oleh Kerajaan Raya yg menamatkan riwayatnya. Kaitan dengan perhitungan usia gen...See More
  • Dori Alam Girsang 
     Memang benar bahwa ukiran2 batu itu tidak menunjukan zaman batu,krn memang akan selalu ada budaya yg di teruskan oleh anak cucunya..tpi itu kan bisa bagiann dri pada instrument penelitian jga apabila dri tarik makam batu sebut saja situs batu gajah dengan meneliti berapa usia batu2 yg ada di situs tsb dan lalu membandingkannya dengan yg ada di toba maupun di simalungun lalu tarik mana yg lebih tua,tpi menurut ku sendiri mengenai makam2 batu sptnya simalungun lebih
    Tua krn bentuk2nyaa masih sangat primitive di banding toba sorkafagus sudah sangat detail
    Ukiran2nya dan sudah berkelok2 tentu ini mennunujkan bahwa alat yg mereka gunakan sudah jauh lebih baik..

No comments:

Post a Comment