Friday, April 19, 2013

HARTA KARUN KERAJAAN SIDAMANIK

HARTA KARUN KERAJAAN SIDAMANIK
Lovely Magazine edisi 2/APRIL 2013
(Dipersembahkan untuk mengenang kepergian tokoh budayawan simalungun,
Alm Mr. Djariaman Damanik)

Penulis : Sultan Saragih


Bentangan alam yang elok bagai permadani bergelombang, sangat indah tersusun rapi dan berhawa sejuk karena kebun teh tersebut terawat dengan baik. Pucuk pucuk cemara menyatu menjadi latar belakang pemandangan bukit di baliknya.

Udara mengalir dari atas bukit, berhembus hingga terasa dingin di bawah permukaan kulit. Ini lah pemandangan alam kebun Teh satu satu nya yang terdapat di Sumatera Utara, Sarimatondang. Kampung kecil nan menawan ini dapat dicapai dengan jarak tempuh hanya 30 menit perjalanan dari kota Pematang Siantar.

“Ah, tak tahu kau kalau hamparan kebun Teh indah ini dulu nya milik salah satu kerajaan di simalungun ?” seru teman ku, Bob sambil menyusuri jalan dengan kendaraan roda dua.

“Dulu milik kerajaan mana ?” Tanya ku kembali

“Kerajaan Sidamanik, pendiri nya opung Nai Horsik. Ia sangat pintar mencari lokasi strategis sebagai pusat kerajaan, memperhatikan keseimbangan alam, ketersediaan air hingga pertahanan wilayah dengan karakter kedalaman jurang. Local wisdom” tambah nya

Memang ada satu mata air yang sangat jernih dan jarang sekali dikunjungi orang bahkan tidak pernah dikenalkan sebagai objek wisata. Mata air tersebut bernama Bah Si mata Huting. Huting adalah bahasa simalungun yang arti nya kucing. Mata air tersebut mendapat julukan mata kucing karena bila kita melihat dari atas tangga tanah yang lebih tinggi, air nya sangat jernih seperti kita memandang kedalaman lapisan mata kucing. Bening dan bersih sehingga kita ingin selalu berlama lama merendamkan diri dalam mata air.

Dasar mata air tersebut dipenuhi oleh butiran pasir putih dengan pancuran air yang mengalir alami tak ada habisnya. Dingin dan sejuk, sehingga orang pada zaman dahulu hanya menggunakan nya khusus untuk pemandian raja raja.
Selepas menikmati pemandian Bah Si Mata Huting, kami kembali menunggang kuda besi. Mengunjungi harta karun lain nya yang masih tersisa dari kejayaan Kerajaan Sidamanik. Harta karun yang kini menjadi warisan sejarah yang harus dilestarikan setiap generasi.

Masih di Sidamanik, 10 km dari Sarimatondang, kampung Tiga Urung nama nya. Di kampung tersebut terdapat rumah adat dengan arsitektur khas suku Simalungun bernama Rumah Bolon Sidamanik. Atap pada gerbang utama ditandai dengan simbol Manuk Sihulabu (ayam berwarna kelabu) untuk mengingatkan generasi tentang leluhur mereka, Opung Partiga Tiga Sihapunjung yang pertama kali memperoleh kekuasaan wilayah Kerajaan Siantar melalui kemenangan adu ayam jago.

Sedangkan atap pada rumah adat terdapat simbol kepala kerbau lengkap dengan tanduknya, melambangkan sifat ketulusan hati dan kedamaian yang di miliki penghuni nya (penulis.red). Ragam hias atau ornamen ukir yang ada di sekeliling memakai jenis uhir suleppat memperlihatkan motif manusia yang berpegangan tangan arti nya hidup sebuah bangsa akan lebih maju bila menjalin kekuatan dan merajut persatuan.

“Rumah Bolon Sidamanik ini dibangun kembali oleh generasi selanjutnya, setelah pada masa Tuan Itok Damanik pernah terbakar akibat serangan dari pasukan kerajaan lain” ujar temanku menyita perhatian setelah aku lama terpaku memandang ukiran di dinding.“ Jasad raja yang masih dibaringkan dalam Rumah Bolon tersebut juga ikut terbakar *) sehingga diberi gelar Opung Na Hu Langit (bersemayam ke atas langit).” tambahnya. “Bahkan keris pusaka kerajaan Gusti Pusaha Dokah juga ikut menghilang, namun ditemukan kembali oleh pewaris generasi selanjutnya berpuluh tahun kemudian melalui bimbingan gaib dan mimpi” ujar nya bersemangat.

“Ah, aku tak percaya dengan hal hal gaib” seru ku pula.

“Boleh percaya boleh tidak, tapi ini bukti nya sekarang masih ada” tegas nya

“Jangan membuatku bingung, tapi aku lebih suka sejarah yang rasional” jawab ku

“Selanjutnya terserah anda, Ha…ha…ha….” ujar nya sambil bercanda.

100 meter di belakang Rumah Bolon terdapat jurang yang curam dengan kelokan anak sungai di bawah nya. Menurut Bob, tradisi Rumah Bolon Sidamanik memberlakukan pengadilan berdasarkan habonaron (kebenaran). Sebuah tradisi leluhur untuk membuktikan atau menghukum pelaku kejahatan dengan cara menjatuhkan si pelaku ke bawah jurang yang dikenal dengan Batu Panggulangan. Jika ia selamat, arti nya Tuhan masih melindungi sebab ia memang benar tidak melakukan kejahatan sama sekali atau Tuhan telah memberi nya kesempatan hidup untuk bertobat. Jika sudah menjadi kehendak Tuhan, masyarakat bersedia menerima nya.

Bentangan alam Kebun Teh, mata air pemandian raja yang jernih, keunikan rumah adat serta kisah legenda di baliknya menjadi kekayaan budaya yang tiada habisnya untuk digali. Kami menanti Tuan dan Nyonya untuk singgah dan bercerita tentang negeri kami, Simalungun. Sebuah kisah dan tradisi yang menakjubkan.

Catatan : *(aturan adat raja di simalungun bahwa jasad raja tidak boleh disemayamkan ke dalam tanah bila putera mahkota masih akil balik atau belum di lantik)
  • Esther Risma Purba hebat Sultan, teruslah berkarya
  • Mora Rudy Sihaloho budaya simalungun udah samar samar,lang don be
  • Esther Risma Purba ah, budaya itu kan tidak statis, tapi dinamis. Bisakah tetap statis spt praktik jaman dulu itu?
  • Lusianna Tarigan bagus....buat pengetahuan.good luck
  • Komunitasjejak Simaloengoen menterjemahkan budaya simalungun ke dalam "bahasa" masa kini, trend dan canggih.....pekerjaan rumah bagi setiap generasi muda......
  • Roni Sumbayak Luarrrrrrr biaasaaaaa
    Salut!
  • Asan Damanik Apakah ada KERAJAAN SIDAMANIK???? Saya selalu ingatkan jangan asal menulis yang dapat berakibat fatal di kemudian hari kalau orang lain mengacu tulisan dan judul tulisan ini.
  • Komunitasjejak Simaloengoen Sapari sanggah lang opei roh Bolanda hu Tanoh Simalungun on, adong do opat harajaan i simaungun, ai ma 1. Harajaon Siattar 2. Harajaon Tanoh Djawa 3. Harajaon Panei 4. Harajaon Dolok Silou. Na laho sipatorangon aima hassa Harajaan Siattar, i pudianni ari use HARAJAAN Siattar pe tarpossah do homa manjadi tolu harajaan, tapi tarposah ibagas Tuah, ai ma halani tubuan tuah na si puang ni Raja Namartuah, Raja SIATTAR. Harajaan Siattar tarposah huma se menjadi 1. Siattar 2. Bandar 3. Sidamanik. Marposah ningon lang marposah. Lang marposah ningon tapi marposah. Saa do Harajaan Siattar tapi tolu harajaan, aima : Harajaan Siattar, Harajaan Bandar, Harajaan Sidamanik. Artini : Harajaan Siattar i parentah tolu Raja na marsanina yang masing masing mempunyai daerah kekuasan sendiri sendiri yang bebas bertindak keluar dan ke dalam, tapi sada lambang aima Si SADA APA SI SADA MUDAR NA MARASAL HUN SIattar. Lang marhak Harajaan Siattar massampuri urusan ni Harajaan Sidamanik, sonai homa sebalikni. Lang mar hak Harajaan Bandar massampuri urusan ni Harajaan Sidamanik. sonai homa sabalkni. (Turi turian ni Opung Na I Horsik, T Amin Damanik - Jaramen Damanik, 1976)
  • Asan Damanik Harajaon pitah i Siattar do, Sidamanik sekelas Partuanon do ai sonai Bandar setingkat Partuanon, jadi lang ongga isobut Raja Bandar tapi Tuan Bandar, lang ongga isobut Raja Sidamanik tapi Tuan Sidamanik, tapi Siattar selalu isobut Raja Siattar.
  • Komunitasjejak Simaloengoen Roh hossi pamarentah Bolanda, i palajari sidea ma turi turi an ta on. Ibahen sadea ma politik pecah belah hubatta. Ibeda bedahon ma titel/gelar ni raja raja na tolu on. (hal 9)
  • Asan Damanik Anggo hanami Damanik, pitah Siattar do namargoran Harajaon, Sipolha, Sidamanik, Bandar pitah Partuanon do ai ihatahon Oppung pakon orangtua nami. Aido nahubotoh janah naiceritahon orangtua.
  • Komunitasjejak Simaloengoen Sadihari do raja natolu marbulawan ? dob modom (matei) raja namartuah, raja siattar, i angkat ma anak ni menjadi raja. Sanggah namanappeihon sihilap (pelantikan raja) bani raja na margoran Saduraga hadir do Raja Bandar na margoran Bonas Mahata pakon Raja Sidamanik Torkis/Na I Horsik. Marbulawan ma sadea 1. Naso marsipaetek etekan hanami natolu na marsanina (Siantar, Bandar, Sidamanik) 2. Hanami natolu namarsanina si sada pangahapan 3. hanami na tolu na marsanina, lang massampuri urusan ni harajan sanina na legan 4. Hanami na marsanina boi do manjadi raja i harajaan ni sanina na legan songon mewakili raja ni harajaan ai paima tarpilih raja natopat. 5. hanami na marsanina lang marsiporangan dst.....(hal7)
  • Komunitasjejak Simaloengoen Sonaha parsirangan Bandar hun Siattar ? Sonaha parsirangan Sidamanik hun Siattar ? bisa baca kisah/peristiwa marsitembak tembakkan dua putera mahkota di lopou rumah bolon.....
  • Komunitasjejak Simaloengoen "TARRR....TARRR...TARRRR !!" halani bodil on hu tadikkon ma siattar laho hu sidamanik" (Tuan Torkis/Na I Horsik)
  • Sinaga Andy begitu rencana tanah simalungun akan dikontrak utk perkebunan...mulailah propaganda di tanah simalungun dilaksanakan.
  • Alam Sah Hadidayat Naibaho kjs@ belun pernah dengar sejarah raja sidamanik,, yg sering ku dengar tuan sidamanik,, tulang kalau main kedaerah sidamanik kabari ya tulang, aku sudah tinggal di huta manik huluan,,
  • Romika Hutajulu sekian lama aku tinggal di sidamanik, baru sekarang aku tau sejarah kampung sendiri.. begitu seringnya aku mandi di mata air simata huting, baru sekarang aku tau kalau itu ternyata tempat mandi para raja zaman dulu...Terima kasih banyak Sultan Saragih....HORAS..
  • Komunitasjejak Simaloengoen kalau ada info info lain yang masih belum terungkap di sidamanik, tolong share ya friends......trims dukungan nya...
  • Mangasi Damanik Rumah bolon ija do ai pah?
    Sarimatondang atap pamatang sidamanik?
  • Komunitasjejak Simaloengoen pamatang sidamanik, tiga urung....
  • Mangasi Damanik Iyalah pah halani au pe gatido hu hutai aido ase hupatkas lokasini rumah bolon ai nokan.
  • Ita Munthe Ita Munthe Manukkun ma au lobei.. anggo tonggon do ham parsimalungun..sonaha ma asalni " simalungun " pakon aha ma artini hata " simalungun".
  • Syaidah Damanik Dong rupani harta korun Kerajaan Sidamanik..?
  • Hermanto Sipayung Salut atas tulisan lawei sultan, mudah dimengerti dan disimak! Tapi hanya sekedar pelurusan...bahwa sidamanik tidak pernah disebut dalam sejarah dengan nama kerajaan...tpi hanya partuanon....istilah kerajaan yg ada hanya pada Kerajaan Siantar, Kerajaan Raya, Kerajaan Tanoh Jawa, Kerajaan Dolog Silou, Kerajaan Panei, Kerajaan Purba dan Kerajaan Girsang...itupun kalau tidak salah ya! Tpi yg pasti saya salut....utk tulIsan sederhana yg bisa membuat simalungun dikenal masyarakat dunIa.......
  • Sultan Saragih II trims atas apresiasi nya, ada point yang hendak kami perlihatkan dimana selama ini simalungun memilik banyak hal hal tersembunyi yang hanya dapat dijelaskan dari turi turian/tuturan orang tua, menurutku juga memiliki kekuatan sama dengan sejarah resmi dan ilmiah. Istilah Harajaon Marpitu terbentuk semenjak peristiwa korte verklaring dengan adanya gagasan dari Snouck Hurgronje pada tahun 1907 untuk perombakan administrasi dan kekuasaan politik kolonial, jadi bukan oleh keinginan orang simalungun sendiri. Jika pernah berkomunikasi dengan Alm Mr. Djariaman dan Bapa Jaramen Damanik, siantar - bandar - sidamanik adalah konfederasi yang memiliki kesamaan tingkat kekuasaan (bukan partuanon) karena sama sama putera mahkota (Saduraga - Bonas mahata - Tuan Torkis, bisa baca peristiwa marsitembak tembakan di lopou rumah bolon siantar). Sudut pandang ini lah yang menjadi acuan kami melihat sejarah, bukan sudut pandang korte verklaring.....diatei tupa....
  • Syaidah Damanik Anggo hita bisa sejarah ni Simalungun dikenal masyarakat dunia, mase lang hita buat..? apalagi zaman kolonial bahwa sidamanik pernah memiliki kekuasaan artinya sbg putra mahkota dgn demikian kerajaan sidamanik pernah ada... mari kita bersama menggali sejarah tsb, harapan semoga simalungun ulang lungun terus tapi bisa memiliki potensi yg luar biasa dikancah budaya dunia.
  • Jaya Damanik Inilah contoh Rumah Adat ala Simalungun, ciri khas warna, uning uningan ada disana dan lestari jati diri.... seeep...

No comments:

Post a Comment