Thursday, July 22, 2010

Siapa Tuan Sumerham dan Baginda So Juangon ?


Oleh : Beresman Rambe

Dimulai dari Toga Sumba, mempunyai anak dua orang yaitu Toga Simamora dan Toga Sihombing. Toga Simamora memperistri putrid dari kel luarga Saribu Raja, sedangkan Toga Sihombing memperistri putrid dari Siraja Lottung.
Toga Simamora, mempunyai anak dari hasil perkawinannya dengan putrid dari keluarga Saribu Raja, bernama Tuan Sumerham, dan seorang putrid yang butaSedangkan Toga Sihombing mempunyai empat orang anak dari hasil perkawinannya dengan putrid keluarga Lottung (setelah ini keturunan keduanya menjadi marga untuk keturunan selanjutnya. Sebelumnya adalah nama)yaitu Silaban, Nababan, Hutasoit, Lumbantoruan. Kemudian oleh Toga Simamora, mengawini kembali istri dari Toga Sihombing, lahir tiga orang anak yaitu Purba, Manalu, Debataraja.
Maka ke-tujuh marga ini merupakan satu ibu, lain bapak. Kita tinggalkan sejarah tersebut kita focus kepada sejarah selanjutnya tentang Tuan Sumerham. Keturunan Toha Simamora dan Toga Sihombing, bermukim di Tano Tipang Bakkara. Tuan Sumerham bersama tiga orang keturunan Toga Simamora kemudian, tinggal serumah dan keturunan Toga Sihombing berada serumah di tempat lain. Tuan Sumerham memperistri putrid dari keluarga marga Siregar juga cucu dari Lottung. Kemudian sejarahnya, semuanya sudah berkeluarga. Purba, Manalu, Debataraja masing-masing segera dikaruniai anak. Sedangkan Tuan Sumerham dengan istrinya boru Siregar belum mempunyai anak. Hal inilah salah satu yang menganjal hubungan antara keluarga Tuan Sumerham dengan ketiga Saudara tirinya. Berbagai ejekan dan hinaan hamper setiap hari diterima oleh opong boru kita boru Siregar dan tetap tidak “dihailahon tondina”Hal ini juga diselami oppung kita Tuan Sumerham.
Pada suatu saat oppung boru kita boru Siregar memohon kepada Tuan Sumerham, agar mereka pergi jauh dari ketiga Saudaranya, karena boru Siregar sudah tidak tahan lagi atas ejekan dan hinaanistri ketiga Saudara tirinya. Akhirnya di suatu malam hari saat Saudara tirinya tertidur, mereka meninggalkan kampungnya, Tano Tipang Bakkara dengan terlebih dahulu mengamankan pusaka Toga Simamora yaitu, 1. Pedang sitastas nambur yang diikat oleh emas, Tetapi Sarung dari Pedang juga dikat dengan emas, disembunyikan di Bonggar-bonggar2. Tombak yang bermata emas, tangkainya (stik) di kubur di salah satu tiang rumah, 3. Pustaha (buku lak-lak) 4. Gong (ogung sarabanan) di kubur di pokok nangka silambuyak (pinasasilambuyak).
Setelah Tuan Sumerham mengamankan ke-empat barang pusaka tersebut, maka merekapun pergi menuju suatu tempat yang belum mereka ketahui. Sebagai acuan mereka tinggal di mana, sudah mempersiapkan sekepal tanah dari Tano Tipang Bakkar, yang akan di bandingkan dengan tanah pilihan mereka dimana kelak akan berdiam/tinggal. Tibalah mereka (Tuan Sumerham dan boru Siregar) di suatu tempat pebukitan, yang kita kenal sekarang bernama “LOBU TONDANG” dipelataran lobu tondang, terdapat sebuah pohon, yang disebut pohon buah rambe, yang setiap saat berbuah dan setiap saat banyak buahnya yang sudah matang. Rasanya manis asam dan lebih terasa manisnya kalau sudah sempurna matangnya. Buah inilah yang menjadi makanan mereka sementara sebelum hasil tani mereka panen. Serta dilereng pebukitan tersebut, terdapat mata air yang sangat segar dan jernih, menjadi sumber air bersih dan cuci mandi bagi Tuan Sumerham dan boru Siregar.
Ternyata buah rambe ini mempunyai khasiat untuk menyuburkan kedua oppung kita Tuan Sumerham dan boru Siregar. Maka pada suatu saat Oppung kita boru Siregar mengandung anak pertamanya. dan seterusnya hingga mempunyai tiga orang putra dan satu orang putri. Anak Pertama diberi nama Rambe Toga Purba, Anak Kedua diberi nama Rambe Raja Nalu, yang terakhir Rambe Anak Raja dan Rambe menjadi icon ketiga anaknya yang selanjutnya menjadi marga keturunan Tuan Sumerham, dan sejak saat itu Rambe semakin banyak, dan tidak mungkin tinggal di suatu tempat yaitu Lobu Tondang. (Sejarah pertemuan Tuan Sumerham dengan Raja Tuktung Pardosi sejarah tersendiri dalam Tulisan ini).
Maka Rambe Toga Purba istrinya Rumbi br. Pardosi ditempatkan di Tambok Rawang Jakhadatuon/Batugaja sebelah selatan Lobu Tondang dengan daerah penyebaran kearah selatan, Tenggara, dan Barat daya. Rambe Raja Nalu dengan istrinya Kirri br. Pardosi ditempatkan di Rura Parira Sibambanon sebelah Timur Lobu Tondang, dengan daerah penyebaran keturunannya Timur, Timur Laut dan Tenggara. Rambe Anak Raja dengan istrinya Nanja br. Pardosi ditempatkan di Tolping sebelah Barat Lobu Tondang dengan daerah penyebaran keturunan daerah Barat Daya dan Barat Laut. Daerah Utara yang dibentang oleh sungai Sisira menjadi daerah panombangan sekaligus menjadi batas bagian Utara Negeri Rambe. Hingga generasi ke-7 pemakaian marga Rambe masih eksis di Negeri Rambe, Pakkat.
Menurut penelusuran saya, bahwa keturunan Tuan Sumerham sebelum masuknya rintisan jalan oleh Belanda ke seluruh daerah di sumatera utara, adalah memakai marga Rambe. Ini dibuktikan oleh :
1. Nisan marga manik yang terdapat di Sijarango tertulis “Op. Ganda MarimbuluManik/br. Rambe”
2. Surat Keterangan dari pemerintah Belanda tertulis “Aman Sampe Rambemarhoendoelan di Pakkat Barus Hulu”. Ternyata keturunan Sampe Rambe sekarangini memakai marga Purba
3. Marga Rambe sendiri yang tinggal di daerah selatan Sumatera Utara (Utamanya Sipiongot dan Gunungtua sekitarnya) Kahanggi yang bermukim di sana, membawamarga rambe dari Pakkat, tetap memakai Rambe sampai sekarangSetelah anak-anaknya dewasa, ketiganya mengambil istri putrinya raja Pardosi, borunya Raja Tuktung.(cerita ini saya perpendek, mengambil pokok-pokok yang di bicarakan difacebook mudah-mudahan satu saat saya bisa menulis sejarahnya di blog lobu tondang sedetail mungkin).
Kalau yang bernama asli Baginda So Juangon adalah generasi ke 5 dari Tuan Sumerham adalah dari si Rambe Anak Raja. dua bersaudara, adeknya bernama Guru So Juangon tinggal di Pakkat Hauagong. (ini saya dapat kemudian setelah orang sudah memutuskan kalau Baginda So Juangon dari Si Rambe Raja Nalu) Baginda So Juangon dari si Anak Raja, menjadi dianggap mengacaukan tarombo/stambuk
I. Tarombo/Stambuk dari Pakkat.Gnr. 1. Tuan Sumerham/br. Siregar, mempunyai anak tiga dan satu putri yaitu:Gnr. 2. 1. Rambe Toga Purba/Rumbi br. Pardosi (Tambok Rawang)2. Rambe Raja Nalu/Kirri br. Pardosi (Rura Parira)3. Rambe Anak Raja/Nanja br. Pardosi (Tolping) Putri Tuan Sumerham yang bernama Surta Mulia br. Rambe, Menukah dengan marga Pasaribu, dan diberi mereka Pahuseang di Sirandorung, Negeri Rambe Pakkat. Untuk mengetahui Sundutnya Tuan Sumerham menurut versi Rambe Anak Raja, maka selanjutnya kita ambil dari Rambe Anak RajaGnr.2. Rambe Anak Raja/Nanja br. Pardosi mempunyai anak toga orangGnr.3. 1. Raja Perak Rambe Anak Raja (Lobu Hariburan)2. Raja Mole-ole Rambe Anak Raja (Sijarango-Siambaton)3. Tumpak Martahi Rambe Anak Raja (Huta Tonga)Raja Perak Rambe Anak Raja Mempunyai anak dua orang Gnr.4. 1. Tunggul Di Juji Rambe Anak Raja (merantau ke Aceh) hingga sekarang belum ada informasi tentang keturunannya. 2. Raja Na Gurguron Rambe Anak RajaRaja Na Gurguron Rambe Anak Raja mempunyai anak dua orang yaitu; Gnr.5. 1. Baginda So Juangon Rambe Anak Raja dalam stambuk/tarombo yang saya dapatkan terdapat catatan, bahwa Baginda So Juangon pergi merantau kearah Sidempuan2. Guru So Juangon Rambe Anak Raja Dari Guru So Juangon, hingga generasi ke Sembilan, masing-masing hanya mempunyai satu orang keturunan.Secara berurutan, Gnr. Ke-6 Oppu Sangga Mulana. Gnr. Ke-7, Amani Sangga Mulana, Gnr. Ke-8, Sangga Mulana, Gnr. Ke-9, Oppu Sigurdangon, mempunyai dua orang anak yaitu Gnr. Ke-10 1. Op. Sailan dan 2. Aman .Catatan Penulis : ini merupakan penuangan dari yang sudah ditemukan semata. Kemungkinan akan berkembang sesuai dengan yang ditemukan kemudian. Sehingga bukan kebenaran mutlak, tetapi sudah dapat dijadikan acuan terhadap perkembangan kemudian.Pendapat dan informasi ini, diperkuat oleh statmen seorang natua-tua kita dari Siranggason, Pakkat, pada bulan Desember 2009 yang lalu, menyatakan; “Opponta Baginda So Juangon, ima apala hahani Oppunta Guru So Juangon, na lao mangaranto, pinompar ni oppunta Si Anak Raja”. Nama ini juga persis sama dengan yang ada di daerah perantauan Selatan Sumut.
Yang menjadi pertanyaan, Kalau Baginda So Juangon dari omppung kita Rambe Raja Nalu, kenapa merobah nama, sebab pada saat di Laksa, Pakkat kalau tidak salah bernama Satia Raja Rambe Raja Nalu. Kenapa berobah menjadi Baginda So Juangon? II. Tarombo/Stambuk Baginda So Juangon (dari Selatan)Gnr. 1. Tuan Sumerham/br. Siregar, punya anak tiga orang (tidak disebut dengan seorang Putri), Yaitu; Gnr. 2. 1. Rambe Raja Purba 2. Rambe Raja Nalu3. Rambe Anak RajaDiambil dari Rambe Anak Raja, mempunyai tiga orang anak, yaitu;Gnr. 3. 1. Raja Perak Rambe2. Raja Mole-ole Rambe3. Tumpak Martahi RambeDiambil dari Raja Perak Rambe, mempunyai dua orang anak yaitu; Gnr. 4. 1. Tunggul Di Juji Rambe 2. Raja Na Gurguron Rambe Diambil dari Raja Na Gurguron, mempunyai dua orang anak yaitu;Gnr. 5. 1. Baginda Raja So Juangon Rambe (di Aek Pisang)2. Guru So Juangon Rambe (di Pakkat) Diambil dari Baginda Raja So Juangon Rambe, mempunyai empat orang anak yaitu; Gnr. 6. 1. Namora Dibatu Nabolon Rambe (haruaran ni raja-raja Tano Holbung)2. Namora Tabo Rambe (haruaran ni raja-raja Rambe Huta Somat) Sipiongot3. Namora di Gurguron Rambe (haruaran ni raja-raja Rambe Simundol)4. Guru Muloha Rambe (haruaran ni raja-raja Rambe Aek Suhat)Yang memberikan Tarombo ini mengambil generasi/sundut berikutnya dariNamora Dibatu Nabolon, mempunyai satu orang anak yaitu;Gnr. 7. 1. Jalaga Rambe mempunyai empat orang anak yaitu;Gnr. 8. 1. Japanggulmaan Rambe.2. Badu Soman Rambe. 3. Simundol Rambe.4. Jaonan Rambe.
Dari generasi/sundut ke-8 ini, diambil dari Japanggulmaan dan JaonanRambe. Japanggulmaan mempunyai 5 orang anak, yaitu;Gnr. 9. 1. Jatanduk Rambe.2. Jahulembang Rambe (Aek Tangga).3. Akal Rambe. 4. Jalius Rambe.5. Alias Rambe.Anak dari Jaonan Rambe ada 5 orang yaitu; Gnr. 9. 1. Jahobuk Rambe.2. Mulia Rambe.3. Jarupat Rambe.4. Japanggulapak Rambe.5. Adil Rambe.Untuk generasi/sundut ke-10, diambil dari generasinya JapanggulmaanYaitu; Jatanduk Rambe, mempunyai dua orang anak yaitu;Gnr. 10.1. Rokkaya Inganan Rambe.2. Jatumbasan Rambe. (sungai Pining)Jahulembang Rambe mempunyai 5 orang anak yaitu;Gnr. 10.1. Jamanahan Rambe (Sungai Pining).2. Cair Muda Rambe (Sungai Pining).3. Jamarmasuk Rambe (Sipotang Ari).4. Marasia Rambe (Bondar Sito). 5. Jasayas Rambe (Bonandolok). Anak dari Jalius Rambe (sungai Pining), dua orang yaitu;Gnr. 10.1. Markus Rambe (sungai Pining)2. Japarnantian Rambe (Sungai Mangambat)Anak dari Alias Rambe satu orang yaitu;Gnr. 10.1. Raja Ona Rambe. Dst.
Catatan Penulis: Tarombo ini dituangkan dari tarombo yang saya simpan. Semata-mata bukan yang paling benar, tetapi pling tidak menjadi acuan, atau bandingan terhadap temuan kemudian. Kalau ada perbedaan dengan tarombo yang menjelaskan tentang Baginda So Juangon, tentu ini menjadi bahan pertimbangan dan pemikiran bagi Marga Rambe bukan untuk mengacaukan garis keturunan kahanggi.
Kalau nama itu Glr. Baginda So Juangon adalah hal yang lumrah mengambil namaoppungnya sama-sama Rambe. Sebab Satia Raja adala Generasi ke-7 dariTuan Sumerham. Informasi lain yang perlu dipertimbangkan bahwa sayamendapatkan tarombo dari selatan di Jakarta, juga sama dengan dokumenyang saya simpan. Dan tarombo itu menurut yang punya sudah turuntemeurun sampai ke dia.Lalu yang menjadi patokan para orang tua yang disosialisasikan ke generasi sekarang adalah bahwa Baginda So Juangon berasal dari Si Rambe Raja Nalu.
Tetapi informasi dari generasi muda Rambe melalui jejaring social, ada yang mengatakan generasi ke-5 dari Tuan Sumerham, dan ada yang mengatakan generasi ke-7.
Tentu informasi ini dari para orang tua Rambe juga. Mungkin juga orang tua mereka. Saya sendiri sudah menelusurianya, dari catatan yang ada atau pernyataan yang bersangkutan, diakui sama-sama Baginda So Juangon walau dalam pengetahuan mereka berbeda generasi. Kalau dikatakan Baginda So Juangon generasi ke-5, maka beliau dari Rambe Anak Raja dan yang mengatakan itu adalah Rambe keturunan Anak Raja.
Kalau dikatakan Baginda So Juangon itu adalah generasi ke-7 maka yang mengatakan itu adalah Rambe keturunan dari Raja Nalu. Dan hasil penelusuran tersebut diiakan oleh salah seorang mereka dari satu oppung, bahwa Keturunan dari Rambe Raja Nalu yang “menyusul” ke Sipiongot, adalah bernama Satia Raja Rambe Raja Nalu yang meninggalkan seorang istri boru Pane dan seorang putra di Laksa, Pakkat.
Dan Satia Raja sendiri generasi ke 7 dari Tuan Sumerham.(Catatan : Kata menyusul di sini adalah adanya saudara yang sudah lebih dahulu tinggal di sana lalu kemudian di ikuti yang lain kemudian dalam satu marga)yang menjadi pertanyaan kenapa menjadi Baginda So Juangon? atau mungkin glr. Baginda So Juangon ? Kenapa tidak tetap memakai nama Satia Raja.


Sejarah Baginda Sojuangon


Banyak pendapat yang menyatakan bahwa Baginda Sojuangon adalah berada dalam generasi kelima dari Tuan Sumerham. Tapi banyak juga menyatakan bahwa ada pada generasi ketujuh dari Tuan Sumerham. Pendapat itu sama-sama benar tergantung kita melihat dan mengurutkannya secara jelas.
Anak kedua dari Rambe Raja Nalu yaitu Tuan Habonaran dianggap sebagai Baginda Sojuangon sebelum berganti nama di Tapanuli Selatan. Ada juga yang menyatakan bahwa Baginda Sojuangon Rambe adalah keturunan dari Raja Perak anak pertama dari Rambe Anak Raja yang merupakan adik dari Rambe Raja Nalu yang mempunyai anak Tunggu Dijuji yang merantau ke Aceh dan tidak diketahui sejarahnya dan Raja Nagurguron yang dianggap sebagai ayah Baginda Sojuangon (yang berada di Tapanuli Selatan dan adiknya yang bernama Guru Sojuangon (yang berada di Pakkat).
Dalam perantauan Baginda Sojuangon ke Tapanuli Selatan (menurut versi Raja Perak) kawin dengan Boru Nasution dan mempunyai anak : Namora Dibatu, Namora Toba, Namora Digargaran dan Guru Muloha.
Bahwa Baginda Sojuangon adalah berasal Dari Rambe Raja Nalu yaitu keturunan dari Tuan Habonaran. Baginda Sojuangon mempunyai anak : Tuan Jabat, Namora Dibatu Bolon, Namora Digargaron, Namora Toba dan Sutan Gunung Maloha. Dan itu nama-nama anak dari Baginda Sojuangon versi Rambe Raja Nalu mirip dengan anak-anak Baginda Sojuangon versi Rambe Anak Raja yaitu Raja Perak.
Versi Rambe Raja Nalu juga menyatakan bahwa Baginda Sojuangon sebelum pergi ke Tapanuli Selatan telah meninggalkan anak di Pakkat. Setelah besar anak ini menyusul ayahnya dari Pakkat ke Tapanuli Selatan dan bekerja sebagai Pandai Besi sertawa mengawini Boru Nasution. Kemudian setelah itu di Merantau ke Tanah Lubis dan mengaku sebagai Lubis. Dalam hal ini silsilah Rambe juga pasti tercatat dalam silsilah Lubis itu sendiri.Baginda Sojuangon adalah oppugn bagi marga Rambe yang ada di Tapanuli Selatan, sudah sepantasnya kita bisa menggali sejarah dan silsilah untuk membuktikan jati diri kita secara adat dalam membangun bangsa dan Negara Indonesia.


Tentang Penulis, Beresman Rambe (Op. ni si Jonathan So Tarjua Ro Berkat)


Salah seorang tokoh adat yang juga sudah ditunjuk dan dinobatkan sebagai Raja Adat marga Rambe, Drs. Baresman Rambe, ST disambut baik serta bercerita panjang soal sililah asal-muasal marga Rambe. Berikut silsilah seperti apa yang diceritakan Drs. Baresman Rambe, ST :
Pada awalnya seorang yang bernama Toga Simamora memiliki isteri yang bernama Boru Saribu Raja dan memperoleh keturunan yang bernama Tuan Sumerham dan seorang puteri dalam keadaan buta matanya yang bernama Tio Pipian boru Siregar. Kemudian Toga Simamora melakukan perkawinan kedua dengan Boru Lottung dan memiliki anak yang Purba, Manalu, Debataraja. Dan sebelumnya Boru Lottung sudah melakukan perkawinan dengan Tuan Sihombing yang mempunyai keturunan Nababan, Silaban, Lumban Toruan dan Hutasoit.
Dalam hal ini bahwa Tuan Sumerham dan adik perempuannya yang buta serta saudara tirinya (Purba, Manalu, dan Debataraja) adalah satu bapak Toga Simamora tapi lain ibu. Kemudian Purba, Manalu dan Debataraja memiliki saudara tiri Nababan, Silaban, Lumban Toruan dan Hutasoit sebagai saudara satu ibu beda ayah yaitu Boru Lottung.
Dalam hal ini Tuan Sumerham adalah keturunan pekawinan pertama Toga Simamora dengan Boru Saribu Raja. Tetapi setelah Tuan Sumerham kawin dengan Boru Siregar Silali dan bertempat tinggal di Tano Tippang Bakkara, tapi mereka sama sekali tidak mendapatkan keturunan. Sehingga banyak perkataan serta tidak bersahabat serta hinaan menerpa Tuan Sumerham dari saudara tiri dan orang-orang sekelilingnya.
Karena hinaan dan perkataan tidak sedap tersebut, Tuan Sumerham bersama isterinya Boru Siregar Silali pergi meninggalkan Tano Tippang Bakkara dengan membawa dan menyimpan pusaka peninggalan ayahnya Toga Simamora yang tidak dimiliki oleh saudara tirinya yaitu : Pustaha berupa buku tulisan batak kuno dibawa, Gong ditinggalkan dan dikubur di sekitar rumahnya, tangkai tombak dikubur disekitar rumahnya tetapi mata tombak yang terbuat dari emas dibawa, Pedang dibawa dan sarungnya ditinggalkan Banggar-banggar Bagas Bolon (Godang).
Selain beberapa peninggalan Toga Simamora sang ayah Tuan Sumerham, Tuan Sumerham juga membawa segenggam tanah dari daerah Tano Tippang Bakkara daerah yang ditinggalkan Tuan Sumerham dan ketika sampai di Lobu Tondang, Tuan Sumerham menyamakan tanah yang dibawanya dari Tano Tippang Bakkara dengan tanah yang dia injak saat itu yaitu tanah Lobu Tondang dan ternyatah kedua jenis tanah ini sama. Akhirnya Tuan Sumerham memutuskan untuk tinggal di Lobu Tondang dan hidup dalam keadaan sulit karena tidak ada makanan karena belum ada pertanian.
Di Lobu Tondang sendiri ada pohon Rambe yang selalu berbuah tanpa mengenal musim, dari pohon Rambe inilah mereka hidup disamping dari berburu bersama isterinya. Keanehan terjadi, ketika setelah mengkonsumsi buah Rambe, Tuan Sumerham dan isterinya sejak dari dulu tidak mempunyai keturunan, dikejutkan dengan hamilnya Boru Siregar Silali isteri Tuan Sumerham. Buah Rambe rambe yang mereka makan itu dianggap mempunyai pengaruh dan kekuatan sehingga mereka memiliki keturunan, setiap tahun anak mereka bertambah yaitu : Rambe Toga Purba, Rambe Raja Nalu, Rambe Anak Raja dan seorang puteri Surta Mulia Boru Rambe.
Dengan perjalanan yang sangat panjang keturunan Tuan Sumerham menjadi dewasa dan melakukan perkawinan secara bersamaan dengan puteri keturunan Raja Tuktung. Rambe Toga Purba kawin dengan Boru Pardosi yang pertama, Rambe Raja Nalu kawin dengan Boru Pardosi yang ketiga, Rambe Anak Raja kawin dengan Boru Pardosi yang kedua.
Rambe Toga Purba mempunyai anak yang bernama Babiat Humorang dan Oppu Burtan, sedangkan Rambe Raja Nalu mempunyai anak Palti Raja, Tuan Habonaran dan Bajara Ronggur serta Rambe Anak Raja mempunyai anak Raja Perak, Raja Mole-mole dan Tumpak Martahi.

2 comments:

  1. yg mau saya tanyakan, apakah marga sihombing lumban toruan dan boru tondang diperbolehkan menikah?
    terima kasih

    ReplyDelete